Oleh: Mawardi Serule*
Pane adalah sebuah istilah dalam bahasa Gayo yang disematkan kepada orang yang berpengetahuan dan berwawasan . Istilah ini biasanya ditujukan kepada seorang yang telah menempuh pendidikan formal maupun tidak. Sementara Pane – Pane adalah istilah dalam bahasa gayo yang disematkan kepada seseorang yang berwawasan dan di anggap mampu dalam menyikapi kondisin walau dalam siatuasi genting sekalipun.
Orang Gayo secara Pundamental memiliki sebuah keunikan secara khusus apabila berbicara hal semacam ini. Apalagi menyangkut doktrin alamiah yang didapatkannya sedari kecil mampu dan bisa mengeksplorasi nalar dan daya pikir yang di anggap bisa menumbuhkan hal-hal positif.
Dalam persoalan ini seringkali muncul perdebatan antara pintar dan cerdas, sehingga dilakukan “cocokologi” kedalam istilah bahasa Gayo. “Pane pelin” bisa di artikan sebagai hanya mampu menterjemahkan secara teoritis tetapi tidak mampu menjadikannya menjadi hal yang lebih dan kemudian bisa menjadi sebuah produk.
Dalam kaitannya dengan pane – pane artinya cerdas ini, seorang ini bisa dan mampu serta paham dalam menterjemahkan teoritis menjadi sebuah produk yang tergagas dan teroptimalkan dengan baik. Orang Gayo harus bisa “Pane-pane” dalam mengkaji apa yang dijadikan sebagai sebuah produk nantinya, karena hal ini sudah menjadi doktrin penting bagi generasi gayo itu sendiri.
Para pemimpin di Gayo secara umum harus mempunyai kriteria ini dikarenakan untuk mengeluarkan sebuah kebijakan yang kemudian tidak hanya terkesan memboroskan anggaran. Sudah saatnya masyarakat di Gayo punya Pemimpin yang Visioner dan pane pane dalam mengeluarkan dan mengelola anggaran yang kemudian bisa menjadikan masyarakatnya sejahtera.
*Penulis adalah Kader HMI Takengon asal Serule Aceh Tengah
Comments are closed.