Salah Seorang Prajurit TNI Penghadang Dua Tank Israel di Lebanon Ternyata Putra Gayo

Takengon| Lintasgayo.com – Video yang sempat menggemparkan dan menjadi sorotan dunia, akibat dari aksi prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) berhasil menggagalkan peperangan antara kedua belah pihak, Israel dengan Lebanon pada Selasa (2/6/2020) silam.

Ternyata prajurit TNI dari Batalyon 112 Darma Jaya, Kodam Iskandar Muda, Aceh, ikut berperan dalam melerai pertikaian yang hampir saling serang tersebut.

Dialah Sertu Yahdi, putra Gayo, asal Kampung Pantan Jerik, Kecamatan Kute Panang, Kabupaten Aceh Tengah, yang ikut berperan dalam penanganan kosntalasi pertikaian di Blue Line (garis biru) diperbatasan kedua negara yang sempat viral dan menjadi sorotan dunia kala itu.


Betapa tidak akibat peran besarnya ini, kala itu ia menjabat Baops (Bintara Oprasional) dengan seniornya, Sertu Arman Taupik, memerintahkan anggotanya yang tergabung dalam Kompi Alpa 9-63 dan 9-15 untuk segera berada digaris terdepan tepatnya di desa Al Adaise dan Kafr Kila, Lebanon Selatan.
Ahlasil, berkat sikapnya itu pasukan perdamaian TNI berhasil menggagalkan konfrontasi Israel dengan tentara Lebanon yang sudah siap dengan RPG.

Fakta menarik yang belum semuanya dikupas oleh siapapun, bahwa pada saat itu selain adanya pasukan tentara Lebanon, juga terdapat pasukan milisi Hizbullah yang sudah siap dengan persenjataan berat seperti rudal.

Sertu Yahdi ketika dikonfirmasi media ini Selasa (02/03/21) mengatakan, bahwa komunikasi dilakukan secara dua arah kala itu, dibawah pimpinan Danki A, Mayor Inf Hadi Wibowo dan Danpos, Kapten PAS Syam Khakim, serta Pasi Ops Letnan laut Hery Setyo Pramono, melakukan komunikasi dengan tentara Lebanon.

Sementara Sertu Yahdi Baops 9-15, berperan dalam komunikasi dengan tentara Hizbullah yang pada saat itu sudah siap mengarahkan senjatanya berupa rudal kearah tentara Israel.

“Saya berkomunikasi dengan pihak Hizbullah, jangan menyerang karena disana ada TNI,” katanya.

“Pak minta tolong jangan melakukan serangan, karena ada pasukan perdamaian TNI disana, percayakan kepada kami terlebih dahulu”

Bahkan ia berujar jika bukan permintaan itu, mereka dipastikan melakukan serangan kepada israel, seperti yang dilakukan pada tahun 2006 lalu. Dimana terjadi konflik antara kedua belah pihak.

Menurut ia, selama dalam penugasan pasukan perdamaian tersebut, dia salah satunya orang yg berkomunikasi dengan pihak milisi Hizbullah, walaupun dalam peraturan UN itu di larang, semboyan TNI di Lebanon yaitu 3S, senyum, sapa, dan salam. Sertu Yahdi berprinsip di mana bumi dipijak di situ langit dijinjing, segala macam informasi dari pihak Hizbullah yg berkaitan drngan kedua negara selalu diberitakan kepada Sertu Yahdi.

“Video yang sempat viral tersebut, pertama sekali diberikan kepada saya, sebelum diriilis kemedia oleh pihak Lebanon,” kenangnya dengan bangga.

Ia juga menyebutkan, dalam penanganan dan penghentian secara persuasif tersebut pasukan TNI menerjunkan sekitar 45 prajurit terdiri dari Tim Qrt sebanyak 8 orang , kemudian dari TP37, TP36, TP34, dan TP35, sebanyak 32 orang, plus Danki, Pasiops ditambah dengan staf.

Ia bercerita pada saat itu pihaknya hanya berjarak beberapa meter dengan tank Merkava, kendati demikian para prajurit tidak gentar dan goyah walau moncong tank telah diarahkan ke TNI.

“Walau sudah memasuki Blue line dan hanya berjarak beberapa meter kita tetap tidak goyah agar tidak terjadi konflik diwilayah perbatasan tersebut dan alhamdulillah berhasil, dan tentara Israel mulai meninggalkan garis biru,” ungkapnya.

Ia mengatakan penghadangan dengan cara mencegah adanya kemelut peperangan yang dilakukan prajurit TNI, sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan PBB. (Muslim Arsani/Ihfa)

Comments are closed.