PT LMR Adakan Konsultasi Soal Tambang, Aksi Penolakan Tidak Berhenti

LINGE | Lintasgayo.com- PT Linge Mineral Recorsue (LMR) melaksanakan kegiatan konsultasi publik dalam rangka rencana kegiatan penambangan emas, pada hari Senin 31 Mei 2021 Di Balai Kampung Lumut, Kecamaatan Linge, Kab. Aceh Tengah.

Mereka yang hadir dalam pertemuan itu adalah yang dipilih dan disetujui pihak perusahaan untuk iktu rapat public, bahkan melibatkan sejumlah aparatur kampong dari empat desa di sana.

Namun kegiatan itu juga mendapat perlawanan dari mereka yang menolak hadirnya tambang di Linge. Aliansi Gerakan Menolak Lupa juga mengadakan agenda penolakan tambang.

Menurut Zinger coordinator lapangan aksi panggung rakyat  penolakan tambang ini,  dalam keterangan relisnya menjelaskan, pihak perusahaan hanya menyampaikan sisi positifnya saja dari manfaat tambang.

Pihak perusahaan tidak menjelaskan secara rinci dan detail tentang dampak negatifnya dengan hadirnya tambang di pusat kerajaan urang Gayo ini. Pihak perusahaan berusaha menarik simpati masyarakat dengan menjelaskan keuntungan dari pertambangan.

Zinger yang mewakili para aksi sangat menyayangkan sikap PT. LMR yang hanya menyampaikan hal positif saja.

“Seharusnya PT.LMR  memberikan pemaparan sebagaimana mestinya, jangan hanya positif saja. Tetapi dari dampak pertambangan juga harus dikaji. Dengan tranparansi dan penjelasan yang detail masyarakat akan tahu persis bagaimana keadaan sebenarnya,” sebut Zinger.

Pihak PT LMR juga seharusnya menjelaskan permasalahan terkait tambang di Indonesia yang masih belum selesai sampai saat ini  dan bagaimana dampaknya yang dirasakan oleh rakyat, bukan penguasa yang mengeluarkan kebijakan.

Aksi penolakan tambang yang dilakukan panggung rakyat ini, menurut Zinger mendapat sambutan dari masyarakat setempat. Masyarakat mendukung kegiatan penolakan, karena mereka sudah mengerti akan dampak negative, bukan hanya mengkaji dampak positifnya.

Dalam aksi itu dipertanyakan, apakah pihak yang mendukung izin pertambangan berani menjamin kesejahtraan masyarakat, jangan hanya mengungkapkan hal positif saja, siapa yang berani memberikan jaminan, tanya para aksi ini.

Pihaknya Aliansi Gerakan Menolak Lupa (GEMPA) tidak mempercayai apa yang disampaikan para penguasa, baik oleh PT LMR atau pihak lainya tentang kemakmuran yang akan dihasilkan oleh pertambangan.

“Kami tetap menolak hadirnya pertambangan, karena kami mencintai tanah leluhur, tanah Gayo, tanah Linge tempat bersejarah yang perlu dijaga dan dilindungi, bukan dikeruk untuk pertambangan,” sebut Zinger.

Dalam aksi ini juga dilangsungkan pembacaan puisi tentang penolakan tambang, aksi teaterikal, serta mengunjungi lokasi yang akan dijadikan area pertambangan oleh pihak PT. LMR.

Sementara pihak PT LMR tetap melaksanakan kegiatanya memberikan konsultasi publik di Lumut. Masyarakat di sana ada yang setuju pertambangan, namun ada juga yang menolak. Hal itu tergambar dalam pertemuan yang diselengarakan PT PMR. (Rel)

Comments are closed.