Takengon | Lintasgayo.com– Gayo Forest Natural Park yang sudah memiliki ijin mengelola kawasan hutan lindung di Berawang Baro, Pegasing . Menjadi Hutan Kemasyarakatan seluas 500 hektar.

SK Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan ini terbit tahun 2023 .SK 7410/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2003.

Kini, mulai melakukan lobi dan kerjasama demi menguatkan lembaga dengan berbagai pihak. Ketua Gfnp Malio Adnan, bersama Sekretaris Bentara Linge dan Bendahara , Rahmadi, beberapa waktu lalu bertemu H. Ramdanu Martis.

Ramdanu, pensiunan Departemen Keuangan RI yang kini mengelola kawasan wisata di Bebuli Takengon, memiliki lahan dan usaha yang berdekatan dengan Gayo Forest.

Gfnp kedepan ingin bekerjasama dengan Ramdanu untuk berbagai kegiatan pelestarian dan pengelolaan kawasan. Ramdanu menyambut baik rencana dan ini dan berharap kerjasama nantinya bisa mengembangkan ekonomi sekitar sekaligus upaya pelestarian.

Selanjutnya pertemuan dilakukan dengan Adi Bali. Adi Bale adalah tokoh dibaliknya suksesnya kawasan wisata Bur Telege yang sebelumnya dikenal dengan Bur Gayo.

Selain sukses mengorbitkan Bur Telege dengan penghasilan ratusan juta. Adi Bale juga diberi ijin mengelola dan melestarikan kawasan hutan Bale dalam badan Pengelola Kawasan Bur Mulo Forest Park.

Adi Bale menyambut baik upaya penyelamatan hutan yang tersisa di Berawang Baro. Di sekitar kawasan tersebut kini sudah dijadikan kebun kopi.

Bahkan kawasan hutan lindung yang kini dikelola Gfnp juga sudah dirambah untuk dijadikan kebun kopi. Gfnp sudah mulai melakukan sosiasilasi dengan menyurati Kepala Kampung ((Reje) seputar hutan lindung. Agar menghimbau warganya berhenti menebang. Karena berkonsekwensi hukum.

Adi Bali yang memiliki pengalaman mengelola Bur Telege dan Bur Mulo Forest Park, di Hakim Bale Bujang , memberi banyak masukan.

Bahkan Adi Bale bersedia ikut mengelola Gfnp. Malio menyambut gembira bergabungnya Adi Bali di Gfnp dan merencanakan tahapan kegiatan berikutnya.

Kedepan , Gfnp akan melestarikan hutan tersebut dengan berbagai program penanaman, wisata,.pelatihan, dll.

Diantara rencana tersebut antara lain , Arboretum, kopi hutan, penangkaran anggrek endemik gayo, rumah pohon, arung jeram, camping ground, taman bunga, apotik hidup, dll. Buge ( Aman Shafa–Humas GFNP)