Bener Meriah | Lintasgayo.com– Seperti tahun-tahun sebelumnya, santri dan guru Pesantren Terpadu Nurul Islam Blang Rakal menunaikan shalat idul adha di pesantren tepatnya dilapangan Masjid Rahmatullah. Shalat idul diikuti oleh sekitar 300 santri dan 80 orang guru dan karyawan. Diimami langsung oleh Pimpinan Pesantren Ustadz H. Ihtisyam Akhsyah Wahmi, Lc., MA., bertindak sebagai khatib Tgk. Wahyu Lita Jaya, S. Ip. (Senin/17/06/2024).
Pada malam hari sebelumnya, seluruh santri dan guru melakukan pawai takbir kelingkungan kampung Blang Rakal, kegiatan ini turut dihadiri oleh personil Kepolisian Sektor Pintu Rime Gayo sebagai tim pengamanan kegiatan pawai. Pawai dimulai pukul 21.00 Wib sampai dengan pukul 22.30 Wib.
Keesokan paginya sebelum shalat idul adha dimulai, Ustadz Muhammad Dahrun Lubis, S. Pd., selaku Ketua Panitia Pelaksana menyampaikan laporan bahwa, tahun ini Pesantren Terpadu Nurul Islam akan menyembelih hewan qurban sebanyak 5 ekor sapi. Yang mana hewan-hewan qurban tersebut berasal dari keluarga Yayasan, guru dan santri. Rencananya, daging qurban akan didistribusikan kepada Masyarakat sekitar pesantren.
Khutbah disampaikan oleh, Tgk. Wahyu Lita Jaya, S. Ip., merupakan pegawai Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia mengatakan bahwa awal mula disyariatkannya ibadah qurban adalah berawal dari anak pertama dan kedua nabi Adam As yaitu Habil dan Qabil.
Peristiwa qurban pertama itu terjadi akibat tidak setujunya Qabil untuk dinikahkan dengan Labudda. Hal itu dikarenakan paras Labudda yang sedikit lebih jelek dibandingkan Iklima. Kemudian nabi Adam As, memerintahkan keduanya untuk berqurban sesuai dengan profesi mereka masing-masing. Habil yang merupakan peternak sedangkan Qabil adalah seorang petani. Dengan kesepakatan qurban siapa yang diterima, maka dia yang berhak dinikahkan dengan Iklima.
Namun, ada perbedaan diantara keduanya dalam mengurbankan apa yang mereka miliki. Habil adalah sosok anak yang patuh dan bertaqwa, sehingga memilih dombanya yang terbaik sehat, gemuk dan yang paling disayangi.
Berbeda dengan Qabil, dia adalah sosok anak yang memiliki sifat yang kurang baik, sombong, iri, dengki dan merasa diri lebih baik daripada yang lain. Sehingga, dia memilih buah-buahan yang busuk. Dan akhirnya Allah Subhanahu Wata’ala hanya menerima qurban Habil dan menolak qurban Qabil. Karena sifat Qabil yang dengki, sehingga Habil dibunuh oleh saudaranya tersebut.
Cerita tersebut dikisahkan dalam Al-Qur’an surat al-Maidah [5] ayat 27-31.
Ustadz melanjutkan, Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil), “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka. Dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
Maka hawa nafsunya (Qabil) menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya. Sebab itu, dibunuhlah ia (Habil). Maka jadilah ia (Qabil) seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya (Habil). Berkata Qabil, “Aduhai celaka aku. Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu, jadilah dia (Qabil) seorang di antara orang-orang yang menyesal. Ustadz mengakhiri khutbah.
Setelah khatib selesai berkhutbah, maka kegiatan dilanjutkan dengan salam-salaman dan foto Bersama antara Ketua Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani serta seluruh guru dan karyawan Pesantren Terpadu Nurul Islam. Setelah itu, melakukan prosesi pemotongan hewan qurban.(pining79)