Redelong | Lintasgayo.com– Menjelang masa panen raya, sejumlah buah kopi di wilayah Kabupaten Bener Meriah mulai terserang Hama Penggerek Buah Kopi (PBKo).
Jenis hama ini, fokus menyerang tanaman pada bagian buah kopi, akibatnya produksi buah kopi di Bener Meriah turun dan kualitasnya rendah.
Kasman Dedi. Sp salah seorang peneliti dan petani kopi di wilayah Pondok Baru Kecamatan Bandar, Bener Meriah kepada Lintasgayo.com, Senin (5/8/2024) menuturkan akibat serangan hama ini buah menjadi tidak berkembang.
Lalu berubah warna menjadi kuning kemerahan, dan akhirnya gugur.
Kata Kasman, hama jenis ini awalnya hanya bisa kita temukan di ketinggian 800 mdpl.
Namun akibat perubahan iklim global, hama ini sudah bisa hidup pada ketinggian 1.600 mdpl.
“Ini penyakit serius, salah-salah masyarakat disini bisa gagal panen,” ucapnya.
Kasman menjelaskan bahwa faktor penyebab datangnya hama penggerek buah kopi itu karena salah satunya di akibatkan oleh iklim.
“Hama penyakit PBKo atau Hypothenemus hampei ini adalah ancaman bagi produksi kopi arabika di Dataran Tinggi Gayo.
Dampak dari hama ini produksi kopi akan menurun, buah ceri kopi kalau kelihatan merah segar, tetapi biji didalamnya telah hampa karena digerek oleh hama ini, ini perlu di waspada oleh masyarakat,” sebutnya.
Terus, kata Kasman dalam beberapa tahun ini produksi kopinya juga ikut menurun karena cuaca tidak menentu.
Karena saat harusnya musim kemarau di wilayah Bener Meriah ini malah hujan dan sebaliknya.
“Tanaman kopi itu dia Ketika bunga kopi mulai berbentuk biji maka sangat dibutuhkan hujan untuk memadatkan buah, jika hujan tidak turun, biji akan kosong atau rontok.
Lalu, kalau saat panen harusnya musim panas karena biji kopi harus dijemur, tapi kadang hujan turun, sehingga biji busuk karena tidak cukup kering,” demikian jelasnya. (LG003/Z)