
Takengon | Lintasgayo.com – Kisah pilu dialami 27 tenaga pendidik di lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon, mereka dirumahkan oleh pihak kampus dengan alasan tidak ada anggaran gaji.
“Itu (dirumahkan) keputusan pusat, dan kami tidak mempunyai biaya untuk membayar mereka,” kata Rektor IAIN Prof Ridwan kepada awak media, Selasa (11/03/2025).
Alasan Prof Ridwan merumahkan pegawainya dengan dalih tidak ada anggaran menjadi tanda tanya besar bagi publik di Tanoh Gayo.
Apalagi ternyata ada angaran sebesar 800 juta di kampus itu untuk pembiayaan rental mobil Rektor, Wakil Rektor dan Kepala Biro.
Dilansir dari Sirup.lkpp.go.id, Mobil yang ditunggangi Prof Ridwan sehari-hari yaitu Toyota Fortuner di rental menggunakan uang kampus sebesar 211 juta selama 12 bulan.
Seirama, ada juga Sewa Kendaraan Operasional Wakil Rektor yaitu Toyota Innova sebesar 340 juta untuk 24 bulan.
Seolah tidak ingin ketinggalan, Kepala Biro juga ikut di rentalkan Mobil Operasional merk Toyota Innova sebesar 170 Juta untuk 12 bulan.
Terakhir ada Sewa Kendaraan Operasional Pascasarjana selama 12 bulan dengan biaya 78 juta.
Sedikitnya, 800 juta uang negara di hamburkan untuk membiayai rental mobil mewah para pejabat kampus ini.
Hal ini tentu tidak berbanding lurus dengan cita-cita efisiensi anggaran sebagaimana, Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor SE.12 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran Kementerian Agama Tahun 2025 dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Agama.
Boleh saja, Prof Ridwan tidak merumahkan para pegawainya dengan memilih tidak menggunakan mobil dinas.
27 tenaga pendidik yang apabila di gaji 2 juta rupiah setiap bulannya hanya akan menghabiskan 648 Juta dalam setahun, masih sisa 150 an juta. Bahkan sisanya itu masih cukup untuk merental mobil dinas jika memang di rasa perlu.
Sebagai guru besar dan tokoh pendidikan Prof Ridwan tidak mungkin tidak paham mana yang lebih banyak kebaikannya, mana pula yang lebih penting?
Apakah nasib 27 pegawai yang mencari sesuap nasi di kampus yang dia pimpin itu atau lebih penting naik mobil mewah meski hanya rental ?
Tidak akan ada yang berani menggurui Prof Ridwan soal ini, Ia guru besar.
Sangat tidak mungkin dirinya memilih naik mobil Fortuner rental ke kampus itu di tengah deraian pilu pegawainya yang dirumahkan.
Prof Ridwan orang baik, ia tidak sejahat itu. (Catatan Redaksi)