Banda Aceh | Lintas Gayo – Kepala BPKEL, Fauzan Azima, Kamis (20/10/2011) menyampaikan rasa duka yang dalam atas meninggalnya Russ Dilts yang bekerja sebagai konsultan Floresta Ltd yang meninggal dunia di pedalaman hutan Bener Meriah pada Sabtu, 15 Oktober 2011 lalu.
Russ panggilan akrabnya, meninggal dunia saat melaksanakan tugas dari perusahaannya untuk sebuah inisiatif pengembangan ekonomi masa depan Aceh, khususnya masyarakat Bener Meriah. Berbeda dengan konsultan-konsultan asing lainnya yang enggan masuk hutan, tapi Russ ingin melakukan sendiri survey ke lapangan untuk mendapatkan laporan yang lebih baik bagi perusahaan tempat dia bekerja.
Dipaparkan Fauzan, Russ menghabiskan lebih dari 30 tahun hidupnya dalam usaha memprakarsai pembangunan di Indonesia, mulai dari pendidikan orang dewasa, peningkatan kapasitas petani sampai upaya pengelolaan Sumber Daya Alam berbasis komunitas. Dia sangat akrab dan dicintai oleh teman-temannya karena mampu memberikan inspirasi untuk mencapai hasil lebih dari yang kita bayangkan.
“Komitmen Russ tegas untuk hak dan martabat semua orang, dan karyanya memberikan manfaat untuk jutaan petani dan penduduk miskin di pedesaan untuk mengatur dan mendapatkan hidup yang lebih baik,” ujar Kepala BPKEL ini.
Secara rinci diceritakan Fauzan, Douglas Russel Dilts menghabiskan masa kecilnya di Augusta, Georgia dan lulus dari Universitas Stanford tahun 1974. Russ pertama kali berkunjung ke Indonesia sebagai relawan Stanford Program Asia (VIA). Awalnya menjabat sebagai relawan penyelenggara VIA di Indonesia, kemudian Russ bekerja di Indonesia dan Thailand dengan World Education.
Pada tahun 1980-an, sambil menyelesaikan gelar Doktor dalam pendidikan international di University of Massachusetts, juga aktif terlibat dalam pergerakan LSM di Indonesia. Russ kemudian memimpin program pengelolaan hama terpadu yang diinisiasi FAO, dimulai di Indonesia dan kemudian menyebar ke 12 negara Asia dan menjadi inisiatif pelatihan lapangan terbesar FAO. Di sekolah praktek lapangan petani itu, lebih dari 2 juta petani mempraktekkan pertanian ekologis yang memberi hasil lebih banyak dan mengurangi ketergantungan pada pestisida.
“Sekolah tanpa dinding” ini telah menciptakan pergeseran paradigma dalam sektor pertanian, pemberdayaan petani sebagai pelatih, peneliti, dan pemimpin. Karyanya ini dilanjutkan melalui FIELD, yang ia dirikan bersama pada tahun 2002 dengan teman dan koleganya. Baru-baru ini, Russ bekerja pada lembaga USAID sebagai koordinator untuk program jasa lingkungan di Sumatera Utara.
Russ menikah dengan Wahyu Setyowati di Solo tahun 1985, dan dari perkawinannya mereka dikaruniai 5 orang anak, Bayu Indra Kusuma Dilts, Bima Desap Ardianatal Dilts, Bondan Ageng Paramitha Sari Dilts, Bagas Yudhistira Dilts, dan Punto Dewo Bagas Dilts. Russ juga mempunya dua saudara perempuan, Barbara dan Martha. Ia dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
“Saya selaku pribadi dan masyarakat Aceh sangat kehilangan atas meninggalnya Russ,” pungkas Fauzan.(Windjanur)