Radio Rimba Raya, Fakta Sejarah Indonesia yang Terlupakan

Yogyakarta | Lintas Gayo – Setelah sukses di beberapa tempat di Indonesia, pemutaran film dokumenter Radio Rimba Raya kembali di putar di kota Pelajar dan Kota Budaya Yogyakarta untuk kedua kalinya setelah kegiatan yang sama dilakukan satu tahun lalu.

Acara ini di gagas oleh mahasiswa Gayo “Asrama Laut Tawar” Yogyakarta  yang bekerja sama dengan  Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa  Laut Tawar Gayo  (Ipemah Lutyo) yang ada di Yogyakarta.

Dengan mengambil tema “Sejarah bangsa Indonesia yang terlupakan”, acara ini dilaksanakan dalam rangka menyambut sumpah pemuda dan hari Pahlawan, Sabtu (12/11) bertempat di gedung pertemuan Balai Kota Yogyakarta. Dihadiri berbagai kalangan pemuda dan mahasiswa seluruh Indonesia yang  tergabung dalam Ikatan Keluarga Pelajar/Pemuda dan Mahasiswa daerah Indonesia (IKPMDI) serta utusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari beberapa kampus yang ada di Yogyakarta.

“Tujuan kegiatan ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali sejarah bangsa Indonesia serta untuk menumbuhkan semangat pemuda Indonesia tentang pentingnya nasionalisme,” kata Helmy Ranggayoni selaku ketua panitia pelaksana kegiatan tersebut.

Komponen bangsa ini harus tau peran Radio Rimba Raya (RRR) dan kiprahnya dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia ini, timpalnya.

Sementara itu, Ikmal Gopi selaku sutradara film documenter Radio Rimba Raya menyatakan ini merupakan momentum yang tepat untuk para pemuda Indonesia khususnya pemuda Aceh dan Gayo untuk kembali meluruskan sejarah yang selama ini banyak yang masih kabur, dan bahkan dihilangkan.

Ditanya tentang peran Radio Rimba Raya dalam film ini dia menjawab bahwa Radio Rimba Raya merupakan benteng terakhir pertahanan Bangsa Indonesia pada saat itu, dimana seluruh wilayah Indonesia sudah dikuasai oleh pihak penjajah yang meneriakan bahwa “Indoensia masih ada” yang suaranya terdengar sampai seluruh penjuru dunia.

“Kita semua berharap Kementrian Pendidikan RI dapat memasukkan sejarah perjuangan Radio Rimba Raya kedalam kurikulum pendidikan sejarah agar generasi muda yang akan datang bisa mengerti dan paham akan sejarah yang sebenarnya,” harapnya.

Dalam acara ini juga di tampilkan tarian tradisional Gayo, Didong yang ditampilkan oleh sejumlah mahasiswa Gayo Yogyakarta.

Hardi salah seorang mahasiswa dari Sulawesi mengatakan film ini sangat menarik untuk di tonton. “Dengan film yang mengungkap fakta sejarah ini, kita berharap kepada kalangan pemuda sebagai agent of change berperan aktif untuk meluruskan kembali sejarah bangsa ini,” tegasnya. (Syarifuddin/03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.