Toweren | Lintas Gayo – Ratusan warga yang terdiri dari 4 (empat) kampung di kawasan Toweren Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah tampak antusias melihat tontonan yang disajikan oleh Lintas Gayo bekerjasama dengan panitia resepsi pendefinitipan kampung Wak Toweren, Sabtu (10/12/2011).
Acara yang dimulai dengan pemutaran film yang di sutradarai oleh Erlan Basri untuk mengisi acara Enseklopedia Anak Nusantara dari Kompas TV mengambil lokasi syuting di kawasan pinggiran Danau Lut Tawar tersebut, dengan judul “Aktivitas Anak Toweren”.
Saat dimulai pemutaran, walau tidak didukung sound system yang baik namun disambut gembira oleh anak-anak yang menjadi aktor dalam film tersebut. Seperti diungkapkan Mitra dan Bayak Miko. Keduanya mengaku sangat bangga karena melihat dirinya menjadi tontonan banyak orang. Mitra yang kini berusia 13 tahun dan masih duduk di bangku SMP ini mengungkapkan keinginannya untuk menjadi talen jika ada lagi kegiatan shooting. “Bang ike ara syuting ari Jewe mien, aku pe obon kin pemaine bang boh, gure di jadi artis bang woy”, katanya berbahasa Gayo sambil tersenyum sipu.
Sedangkan Bayak Miko yang lebih muda dari Mitra, siswa kelas VI di MIN Toweren juga mengatakan dirinya sangat bangga dan mendapat pujian dari warga sekitar termasuk dari orang tuanya.
Sementara itu, aktor yang paling tua diantara anak-anak lainnya Ilham yang sangat merdu memainkan suling dengan bunyi khas Gayo itu juga mengucapkan terima kasih kepada Lintas Gayo yang telah sudi memfasilitasi pemutaran film tersebut di kampungnya, betapa tidak mengingat Kompas TV yang tidak dapat diakses di kawasan Takengon dan sekitarnya membuat teman-temannya penasaran melihat adegan mereka dalam film tersebut.
Ilham yang kini duduk di bangku SMP kelas IX ini bercita-cita melanjutkan studinya ke salah satu pondok pesantren yang berada di luar Takengon. Ilham mengaku bahwa dirinya ingin menjadi ulama apabila dia besar kelak.
“i Gayo ni bang nge kurang ulama, terutama i Toweren ni, a kati kenak ku kin ulama bang, kadang nguk mutetah agama te ni ari ini ku arap”, kata Ilham dengan penuh keyakinan.
Ilham juga meminta kepada Lintas Gayo agar memberikan mereka copian CD film tersebut sebagai bentuk kenangan dan dapat diputar seaktu-waktu.
Amatan Lintas Gayo, gelak tawa mewarnai tontonan yang bermuatan edukasi dan berwawasan lingkungan tersebut. Dalam film berdurasi sekitar 1 jam tersebut diceritakan kehidupan anak-anak Kampung Toweren dalam kesehariannya hidup ditepi danau Lut Tawar dan sangat akrab dengan kesenian Gayo Didong. Tak ada anak Toweren yang tak bisa berdidong.
Selain itu juga diceritakan tentang pentingnya penyelamatan danau Lut Tawar yang berpenghuni ikan khas (endemik-red) ikan Depik (Rasbora Tawarensis) yang kini mulai dikhawatirkan akan punah. Kopi Arabika Gayo juga diceritakan dalam film yang diproduseri Garin Nugroho yang sukses membawa ceh Kucak Kabri Wali bermain film layar lebar.
Dari film juga diceritakan bagaimana gigih dan pantang menyerahnya anak-anak Toweren yang ingin memperoleh sesuatu dengan jalan yang halal. Dan walau dalam keseharian mereka bermain mereka tetap menyadari pentingnya menempa ilmu agama. Mereka saban hari selepas maghrib belajar mengaji di Mersah-mersah (Mushalla) setempat.
Penonton film yang juga menyertakan tokoh penyair kawakan Ibrahim Kader dan Pemimpin Redaksi Lintas Gayo, Ir Win Ruhdi Bathin ini terdiri dari orang dewasa hingga anak-anak tampak sangat menikmati film yang diaktori oleh anak-anak mereka sendiri.
Salah seorang seniman Gayo yang menyempatkan diri hadir menyaksikan film tersebut Salman Yoga S mengaku salute atas minat dan bakat yang dimiliki anak-anak pemeran film tersebut dan dia berharap agar kedepan dapat dibina dengan baik.
“Luar biasa bakat alam anak-anak kita tersebut. Mereka adalah bibit-bibit handal dan perlu dibekali untuk generasi pemegang estafet kesenian Gayo dimasa yang akan datang,” saran Salman.
Malam acara pendefinitipan kampung Wak Toweren yang juga dimeriahkan dengan didong jalu antara Bayak Ku dan Burak Terbang dan dihadiri oleh Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM beserta sejumlah pejabat penting di jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.
Suasana acara menjadi berbeda karena berbarengan dengan terjadinya gerhana bulan total yang terjadi hampir satu jam. (Wein Mutuah/03)