Narkoba “Senjata” Paling Mematikan di Abad Ini

Masykur A. Baddal*

BEBERAPA hari yang lalu, paska peristiwa maut Tugu Tani yang menelan korban tewas sembilan nyawa, karena digilas oleh seorang pengemudi positif pemakai Narkoba. Seolah-olah telah membangunkan kita dari tidur panjang. Media ibukota, politisi, LSM dan berbagai lapisan masyarakat lainnya, ramai-ramai mengecam serta mencaci maki pengemudi yang telah membunuh nyawa-nyawa yang tidak berdosa itu. Seketika, hasrat masyarakat pun menggebu-gebu ingin mengetahui lebih jauh tentang narkoba itu sendiri.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat. Selain “narkoba”, istilah lain dari zat yang sangat mematikan ini sebagaimana yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Baik narkoba maupun napza, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini penggunaanya sudah disalahgunakan di luar peruntukan dan dosis yang semestinya diberikan oleh seorang dokter ahli.

Sampai dengan hari ini, penyebaran dan penyalahgunaan narkoba sudah hampir tidak bisa dicegah lagi. Mengingat, sebahagian besar penduduk dunia dapat dengan  mudah menemukan narkoba dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini sekaligus membuat para orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir terhadap dampaknya yang luar biasa bagi keselamatan generasi bangsa di  masa depan.

Berbagai upaya pemberantasan narkoba sudah intens dan sering dilakukan, namun hingga saat ini masih sangat sulit menjauhkan narkoba dari jangkauan kalangan remaja maupun dewasa. Bahkan, anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba ini.

Hingga saat ini, upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada anak-anak dan remaja, adalah peranan pendidikan intra keluarga dan pendidikan agama kepada mereka. Setiap orang tua mempunyai peran inti dalam mengawasi dan mendidik anaknya, agar selalu menjauhi barang mematikan itu.

Narkoba adalah jenis zat adiktif, bila seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba, biasanya akan ingin dan ingin lagi. Karena pengaruh dari zat adiktif ini, mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif. Karena secara tidak langsung, narkoba telah memutuskan syaraf-syaraf dalam otak sehingga menyebabkan si pengguna tidak dapat mengontrol dirinya layaknya manusia normal, sebagaimana yang terjadi pada peristiwa  maut Tugu Tani.

Diantara barang-barang haram yang sangat tinggi mengandung zat adiktif adalah, ganja, heroin dan putaw. Jika sudah terlalu lama menggunakannya, maka otomatis menjadi ketergantungan narkoba. Sehingga lambat laun organ dalam tubuh akan rusak. Jika si pengguna terus mengonsumsinya hingga melebihi dosis, secara pasti akan mengarah kepada kematian dini.

Lucunya, para kartel, pebisnis narkoba dan para mafia narkoba, pada dasarnya mereka adalah bukan pencandu narkoba. Mereka hanya mendulang keuntungan yang luar biasa diatas penderitaan para pemakainya. Tapi tidak akan merusak diri mereka dengan narkoba itu. Para gembong narkoba seperti Jose Rodriguez Orajuela, Don Cepe Londono, dan Pablo Emilio Escobar Gaviria dari Columbia. Mereka semua telah merambah dunia bisnis dengan sukses, dari hasil keuntungan ekport narkoba. Berbagai jenis bisnis telah mereka miliki, sampai kepada pemilikan club sepakbola kenamaan dunia.

Bagi orang awam, sangat sulit untuk mengenal secara pasti berbagai jenis obat-obatan terlarang tersebut. Apalagi dengan kecanggihan teknologi saat ini, sangat gampang mencampur berbagai zat adiktif, dan bahan-bahan kimia serta jenis-jenis obat-obatan berbahaya lainnya ke dalam bentuk panganan siap saji.

Maka secara tidak sadar kita juga akan diarahkan dan tenggelam dalam mengonsumsi napza dan narkoba. Kewaspadaan diri serta berhati-hati harus tetap dijaga, khususnya terhadap berbagai jenis makanan dan minuman instant, yang saat ini lagi booming di pasaran, yang kadang berkedok sebagai minuman energi atau penambah fitalitas.

Pengawasan dan tindakan tegas dari aparat, di samping pengawalan dan pendeteksian dini terhadap pintu-pintu masuk barang mematikan itu, harus semakin diperkokoh. Begitu juga sosialisasi  yang berkesinambungan kepada masyarakat akan dampak mematikan norkaba itu sendiri.

Kita maklumi, ini bukanlah pekerjaan gampang, di samping membutuhkan biaya besar. Tetapi perlu kita camkan, bahwa sebuah usaha yang tulus untuk kepentingan besar memerlukan biaya yang tidak sedikit serta pengorbanan. Begitu pula untuk menyelamatkan anak bangsa dan negara tercinta ini, perlu pengorbanan besar dari segenap jajaran bangsa.

Sebagai langkah serius dari pemerintah dalam menangani persoalan ini, dirasa perlu adanya tindakan represif dan preventif dalam melindungi segenap anak bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, demi masa depan bangsa yang gemilang.

*penulis: Staf KBRI Cairo dan Wirausaha

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.