Maisura, Mengais Rizki dari Pijat Tradisional

MALAM ini, handphone ku berbunyi, menandakan sebuah pesan singkat masuk dengan sebuah nomor baru, lalu ku baca isinya “Ngeh ku umah ni ama ni wei”, pesan itu pun ku balas dengan menyanyakan siapa, dan dia menjawab  singkat “Maisura”.

Tak berfikir panjang langsung ku jawab iya, dengan banyaknya kesibukan diluar, aku pun telah lama tak ketemu dengannya, sosok mungil dan tegap itu adalah teman baik bermain sepak bola ku dimasa kecil dulu, rasa rindu bercampur senang menghiasi bathin ini, setelah sekian lama tak duduk untuk menikmati kopi bersama, umurnya lebih tua dari ku dan aku lebih sering memanggilnya “ama” (Ayah).

Maisura (27) adalah warga kampung  warga kampung Kayukul Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah, dia ku kenal memiliki keahlian pijat tradisional, dulu sewaktu lelah bermain bola kami sering di pijat olehnya, dari merasa lelah hingga segar bugar kembali dibuatnya, hingga aku pun ketagihan untuk dipijat setelah bermain olahraga melelahkan itu.

Kebiasaan itu rupanya terus ditekuni Maisura, berdasarkan pengalamannya secara otodidak, kini ia sering dipanggil oleh pihak-pihak tertentu yang telah menjadi pasien pijat nya, untuk melepaskan rasa lelah dan letih setelah bekerja.

Maisura kini memperoleh penghasilan dari keahlian yang ia miliki, memang tak banyak yang mengenalnya dalam hal pijat tradisional, hanya segelintir orang saja yang mengenalnya, pria yang sempat mengenyam bangku kuliah namun gagal di tengah jalan karena kekurangan biaya ini, dikenal sebagai pria yang ulet dan tekun.

Sikap rendah hati dan kehidupan yang bersahaja, membuat semua teman sepergaulannya merasa senang bergaul dengannya, dan sangat merasa kehilangan apabila dirinya tak hadir menemani mereka.

Dengan sebatas keahliannya sebagai tukang pijat, Maisura pun menikmatinya, dirinya tak pernah mematok harga yang pasti kepada orang-orang yang ingin memakai jasanya itu.  Dan dia berkeinginan akan terus menyalurkan keahlian yang dimiliki untuk mengais rizki demi kelangsungan hidupnya.

Walau kini statusnya masih lajang, sikap ulet dan tekunnya menjadikan ia pria dewasa yang tak pernah mengeluh akan kehidupannya, dan akan terus berusaha semaksimalnya untuk kehidupan yang lebih baik, dan kelak bis a menafkahi keluarga dan anak-anaknya.

Aku pun terkagum akan kegigihan teman lama ku itu, dengan sabar, sedikit-demi sedikit dirinya telah bangkit, walau sempat merasa prustasi karena gagal kuliah tapi dia tak pernah menyesalinya, menurutnya semua adalah masa lalunnya, dan kini ia telah siap menantang masa depan dengan kehidupan yang lebih mapan.(Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.