Teritit | Lintas Gayo – Hampir di setiap kios penjualan bensin eceran di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah pada hari ini Selasa (17/04/2012) tidak memiliki bensin untuk di jual. Pasalnya untuk saat ini mereka hanya mendapat jatah 70 liter perminggunya yang masih di rasa belum bisa memenuhi bahan bakar pengguna kenderaan bermotor.
Menurut Zaini yang berdomisili di kampung Jamur Uluh kecamatan Weh Pesam Kabupaten Bener Meriah yang rumahnya hanya sekitar 1 km dari SPBU Teritit mengungkapkan dirinya sudah memiliki izin usaha yang sah, akan tetapi pada saat ingin mengisi jerigen untuk di isi petugas SPBU membatasi dengan alasan bahwa ini keputusan dari Pemerintah Pusat.
Lebih lanjut Zaini yang sudah menjadi pengecer BBM sejak 1995 ini menjelaskan bahwa baru tahun ini dirinya mengalami kesulitan dalam jual beli Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Kami hanya mendapat bagian 70 liter perminggu dan ini di rasa sangat kurang karena melihat kebutuhan pengguna kenderaan bermotor. Kami pedagang hanya bisa berharap bahwa kesulitan bisa diatasi segera mengingat usaha ini adalah salah satu sumber pendapatan andalan kami sejak dulu,” tuturnya.
Saat Lintas Gayo melintasi SPBU Teritit, tidak terlihat adanya aktifitas masyarakat yang melakukan pengisisan bahan bakar premium. Aktivitas isi mengisi BBM hanya terlihat untuk bahan bakar Solar.
Belasan meter tepat di depan SPBU tersebut, salah seorang pengecer mengeluarkan jerigen berisi bensin. Tanpa mau menyebutkan namanya dia mengatakan harga eceran untuk saat ini Rp. 7.000 perliter. Harga ini sangat jauh dari harapan masyarakat dikarenakan biasa di kalangan pengecer untuk bensin hanya di jual Rp.5.500 perliter.
Sementara itu, di Aceh Tengah kejadiannya persis sama dengan di Bener Meriah, bensin langka. Sore tadi terlihat antrian panjang di SPBU Simpang Lemah Bur Bana. Sementara SPBU Tan Saril, belum beroperasi setelah terjadi kebakaran beberapa hari lalu.
Lintas Gayo belum berhasil mengkonfirmasi penyebab kelangkaan bensin kepada pihak terkait serta pengelola SPBU baik di Aceh Tengah maupun di Bener Meriah. (Konadi Adhani/red.03)