Tak Terpilih Jadi Puteri Kopi Gayo, Samdiah Janji Akan Coba Lagi

SAMDIAH, salah satu Finalis Putri Kopi Gayo Tahun 2012 yang berasal dari Kec.Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues harus puas dengan hasil yang dia dapat setelah tersingkir bersama 14 finalis lainnya pada hari Rabu (9/5/2012) malam dalam acara Final Putri Kopi Gayo di Hotel Bayu Hill, Takengon.

Samdiah mengaku  walaupun dia tidak lolos ke dalam tiga besar, tapi Samdiah bersyukur karena telah  bertambah pengalamannya tentang kopi dan temannya juga menjadi bertambah.

“Walaupun saya tidak lolos, tapi Alhamdulillah sekarang pengalaman dan jumlah teman saya semakin bertambah. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan pengalaman seperti ini.”ungkap gadis kelahiran 28 Oktober 1990.

Samdiah menjelaskan, untuk tes unjuk bakat saya mendapatkan juara ke III.”saat itu saya menunjukan bakat saya dalam menari Bines.”ungkap Samdiah.

Samdiah yang juga sebagai Mahasiswi jurusan Tarbiyah di STAI Gajah Putih Takengon tersebut mengakui persiapannya untuk mengikuti pemilihan putri kopi ini masih sangat kurang.

“Sebelumnya saya merasa minder untuk ikut karna tinggi badan saya masih kurang, tapi atas semangat dari teman-teman, saya tetap optimis untuk ikut pemilihan putri kopi Gayo.”Kata samdiah.

Samdiah mengakui pengetahuannya  tentang kopi masih sangat kurang, karena sebelumnya dia  memang belum pernah mempelajari itu, walau orangtuanya juga sebagai petani kopi di Pantan Cuaca Gayo Lues. Saat diajukan pertanyaan oleh dewan juri, dia tidak mampu menjawab dengan baik.

Menurutnya 4 hari tidak cukup untuk mempelajari kebesaran tentang kopi Gayo, apa lagi dengan keadaannya yang kurang fit. Tapi walaupun seperti itu, dia berjanji untuk kedepannya akan lebih giat lagi, jelas Samdiah anak dari pasangan Ismail dan Wahyuda ini.

Samdiah berharap untuk putri yang terpilih sebagai putri Gayo tahun 2012, semoga bisa membawa harum nama kopi Gayo beserta daerah Gayo.

“Semoga putri yang terpilih sukses dalam mempromosikan kopi Gayo sampai ke mata Dunia sehingga ikut membantu perkembangan pariwisata di Aceh tentunya dengan mempertahankan Syari’at Islam yang berlaku di Aceh,” harap Samdiah sambil tersenyum. (Supri Ariu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.