Sebelum Terpilih, Ini Catatan Dewinta Heriza “Putri Kopi Gayo 2012”

KEBERUNTUNGAN tidak ada dalam kamus besar dalam hidup saya. Begitu juga dengan kesempatan. Jika kesempatan itu ada didepan ?, mengapa tidak dicoba untuk menjalaninya. Kesempatan tidak akan pernah datang untuk kedua kalinya,semua itu kembali kepada diri kita sendiri, berusaha menjadi yang terbaik tentunya.

Begitulah dengan saya, bertemu teman-teman baru, pemateri-pemateri baru yang sangat luar biasa diajang pemilihan Puteri Kopi Gayo 2012. Sungguh sangat menakjubkan. Selama di dalam karantina, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan, ilmu yang berarti, yang pada awalnya tidak tahu menjadi tahu. Disini saya akan menceritakan kisah saya selama di karantina ini.

Baik, nama saya Dewinta heriza. Saya bukan suku dari Gayo, tapi karena saya lahir disini secara tidak langsung saya sudah menjadi orang Gayo. Hal ini terkadang membuat saya merasa asing di ajang ini. Tapi, bukan berarti saya menyerah.

Pada hari pertama kami di nilai para juri-juri terbaik. Saat penilaian, ada bidang-bidang tertentu yang saya tidak tahu. Salah satu dibidang budaya, pertama kali bapak juri yang bernama Salman Yoga melihat saya, dia langsung tahu kalau saya bukan orang dari suku Gayo. Jadi, dia memberikan pertanyaan-pertanyaan budaya yang saya ketahui dan nama pahlawan di Tanoh Gayo ini.

Saat materi pertanyaan Syariat Islam, bapak juri itu memberi saya motivasi saat saya selesai menjawab pertanyaannya. Dari seluruh motivasi yang diberikan oleh para juri. Saya mencoba untuk berubah.

Saya tidak berani menjanjikan bahwa saya berhak untuk menang, karena disini saya berjumpa oleh para semifinalis yang sangat hebat. Pada hari kedua saat itu panitia mengadakan jalan-jalan ke KBQ Baburrayan Pegasing, koperasi pengolahan biji kopi. Kami menyaksikan bagaimana proses pengolahan kopi Arabika. Jujur, saya terpukau dengan cara proses pengolahan tersebut hinggakopi yang dihasilkan terjamin kualitasnya.

Saat disana, kami disuguhi kopi yang level greatnya setara dengan kopi yang diekspor ke luar negeri, aromanya harum, citarasanya menurut saya unik. Wah sangat beruntung sekali bisa mencicipinya. Maklum, baru pertama mencobanya.

Saya beruntung, diberi satu kotak kemasan kopi Arabika oleh pekerja disana, saya sangat berterima kasih sekali.

Setelah itu kegiatan kami berlanjut ke kantin Batas Kota Paya Tumpi. Setelah selesai makan siang, kami melihat demo.pembuatan espresso, cappucino oleh Barista Win Ruhdi Bathin. Kepada kami juga ditunjukkan menu baru dari kantin tersebut. Saya terpukau, sungguh pengalaman mahal, lagi-lagi saya tuliskan disini, beruntung memilih ikut serta di pemilihan Puteri Kopi Gayo ini.

Kepada sang Barista di kantin itu, saya mencoba menyarankan agar gula yang dipakai selama ini sebagai pemanis kopi dicoba digantikan dengan gula hasil penelitian terbaru dari siswa SMAN 1 Takengon, sekolah tempat saya dididik selama ini.

Gula dari daging kopi yang tingkat kolesterolnya rendah tetapi manisnya tetap sama seperti gula biasa. “Saya dan Barista itupun terlibat perbincangan beberapa saat. Belakangan saya tahu jika sang Barista itu adalah seorang wartawan hebat, dia kini sebagai Pimpinan Redaksi di media online Lintas Gayo.

Sepulang dari sana, kami dihadirkan lagi oleh pemateri yang sangat saya tunggu-tunggu ibu Wahyuni, M.Psi. Dari semua penjelasannya saya mecoba membenahi kepribadian saya mulai saat ini. Menjadi wanita 3B, Beauty, Brain dan Behavior. Lagi-lagi saya merasa lebih beruntung dari teman-teman yang tidak mengikuti ajang ini.

Dan terakhir, kami disuguhi sekilas materi  berkaitan dengan pentingnya penguasaan Informasi Teknologi (IT) dan pemahaman dunia Jurnalistik oleh para kontestan Putri Kopi Gayo. Materinya disampaikan oleh Bapak Khalisuddin dari media online Lintas Gayo yang juga sebagai media partner ajang ini.

 Saya mendengarkan dengan seksama dan mencatat banyak hal-hal penting, menjadi pembelajaran baru buat saya lagi, terlebih disekolahan saya dipercayakan sebagai Sekretaris Redaksi majalah sekolah yang akan terbit tak lama lagi.

Pada malam unjuk bakat, Selasa 8 Mei 2012, saya sudah menyiapkan puisi yang baru saya buat untuk ditampilkan. Mungkin tidak terlalu bagus. Tapi saya sudah berusaha semaksimal mungkin.

Seandainya saya tidak terpilih di ajang ini, saya tidak merasa sedih karena ada hal yang paling penting dalam semua yang saya lalui, nilai kebersamaan, belajar, bertemu orang-orang hebat. Semua itu paling berharga. Satu hal lagi, berkat ajang ini,  ada proses perubahan dan pembelajaran dalam hidup saya.  Maybe, I’m not the best in here now. But, I must be the best tomorow, next time and can be miss coffee next year. (Dewinta Heriza)

Ditulis saat para kontestan Putri Kopi Gayo 2012 diberi tugas menulis selama 30 menit tentang “Catatan Sang Puteri Kopi 2012”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.