Takengon | Lintas Gayo – Siaran langsung Piala Dunia, Piala Eropa, termasuk sejumlah liga sepak bola Eropa menjadi “magnet” pengelola cafe, termasuk Bang Lukman (40) seorang penjual mie Aceh. Bang Lukman cukup yakin, acara siaran langsung sepak bola akan meningkatkan hasil penjualan warkopnya, karena pengunjung warkopnya di Desa Kala Kemili, Aceh Tengah itu akan dibanjiri pengunjung.
Saat berkunjung ke warung mie milik Bang Lukman, Jumat (7/6), Lintas Gayo melihat di atap warung itu sudah dipasang antena parabola Top TV, sebuah stasion TV berbayar yang akan menyiarkan partai-partai seru di Euro 2012. Dia juga terlihat sudah memesan mie mentah tambahan dan aneka minuman untuk menyongsong pertandingan perdana malam ini antara Portugal vs Yunani.
Tempat usaha Bang Lukman sebenarnya bukanlah sebuah ruko, tetapi hanya rumah petak ukuran 3×6 meter yang ditatanya menjadi warung mie dan kopi. Ruang sajinya juga sangat sempit, hanya berukuran 2×3 meter, mampu menampung sepuluh orang. Ironisnya, dia bersama isteri dan tiga anaknya, juga tinggal di warung sempit itu.
Dipikir-pikir, rumah petak itu sangat tidak layak menjadi sebuah warung kopi merangkap sebagai tempat tinggal. Namun, dia tidak punya pilihan lain karena sewa ruko di kota dingin Takengon sangat mahal. Meski jauh dari jalan raya, sajian mie Aceh Bang Lukman yang gurih, membuat warkopnya laris manis. Biasanya, produk mie Aceh yang terjual setiap harinya mencapai 10 Kg. “Malam ini, saya sudah siapkan stok mie mentah 5 kg lagi.” katanya.
Menyiasati Euro 2012 sebagai magnet dagang, dua bulan lalu Lukman sudah berlangganan Top TV. Sebab, untuk wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah tidak ada stasion transmisi RCTI, sehingga siaran langsung Euro 2012 hanya dapat ditangkap melalui antena parabola. Hanya saja, siaran melalui antena parabola biasa sudah pasti diacak.
Pengalamannya saat Piala Dunia 2010, dia terlambat berlangganan TV berbayar, akibatnya biaya pasang jadi mahal. Beberapa pengopi yang ada di warung Bang Lukman mengaku bahwa jika berlangganan TV berbayar dimulai hari ini maka biayanya bisa dua kali lipat. “Sekarang untuk pasang antena TV berbayar itu biayanya mencapai Rp.500 ribu, waktu saya pasang hanya Rp 350 ribu,” kata Lukman.
Menyangkut dengan targetnya menyediakan tontonan siaran langsung Euro 2012 di warung yang sempit itu, Lukman mengaku sebagai upaya menambah jumlah penjualan mie Aceh dan kopi. Disamping itu, dia juga merupakan seorang “penggila” bola yang tidak pernah ketinggalan menonton siaran langsung sepak bola. “Dengan adanya TV berbayar ini, saya punya teman nonton bareng Euro 2012, lalu jualan saya juga bisa laku,” ungkap Lukman.
Saat berlangsungnya Liga Inggris musim 2011/2012 lalu, warung ini penuh pengunjung sehingga tidak tersedia tempat duduk. Banyak langganannya yang terpaksa berdiri, malah makan mie dan minum kopi sambil berdiri. Namun, para langganannya memaklumi ruangan warung itu sempit sehingga tidak ada yang protes.
Karena langganannya makin bertambah, kini dia berencana akan menyewa rumah petak dekat warkopnya sebagai tempat tinggal keluarga. Bagi Lukman, siaran langsung sepak bola telah terbukti mampu meningkatkan penjualan mie Aceh dari warungnya. “Rata-rata penghasilan bersih sehari sebesar Rp.200 ribu, mudah-mudahan selama Euro 2012 ini bisa meningkat tiga kali lipat,” harap lelaki asal Desa Batee, Pidie itu. (Tim LG)