Mengubah Paradigma Pendidikan Karakter

Oleh: Windisyah Putra*

“Pendidikan karakter berbasis qur’ani adalah pendidikan yang dimulai dari intrapersonal dan interpersonal bukan sekedar konsep tetapi cerminan perbuatan”.

PERADABAN suatu bangsa akan tumbuh dan lahir dari sistem pendidikan yang digunakan oleh bangsa tersebut. Masyarakat yang berperadaban adalah masyarakat yang berpendidikan (Yasmadi, 2002:58). Pendidikan yang ideal ialah pendidikan yang dimulai sejak dini, yaitu pendidikan yang berusaha mengoptimalkan potensi anak sejak anak pada usia awal kelahiran sampaipada usia 6 tahun.

Teori lama yang merekomendasikan bahwa pendidikan baru dapat dimulai ketika anak telah berusia 7 tahun, kini terbantahkan. Hasil penelitian mutakhir dari para ahli neurologi, psikologi, dan paedagogi menganjurkan pentingnya pendidikan dilakukan sejak anak dilahirkan, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Justru pada masa-masa awal inilah yang merupakan masa emas (golden age) dalam tumbuh kembang anak.

Pentingkah Pendidikan Karakter itu?

Saat ini pendidikan karakter sedang dan telah menjadi trend serta isu penting dalam sistem pendidikan kita.  Upaya menghidupkan kembali (reinventing)  pendidikan karakter ini tentunya bukanlah hal yang mengada-ada, tetapi justru merupakan amanat yang telah digariskan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Amanah UU Sisdiknas Tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau  berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa serta agama.

Pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumberdaya manusia (SDM), sehingga stimulasi dini yang salah satunya adalah pendidikan mutlak diperlukan dalam membentuk kepribadian dan  karakter yang tepat pada anak, baik  itu yang ada hubungannya dengan dirinya sendiri maupun yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian dan karakter anak sebagai  warga Negara yang baik.

Pendidikan karakter samahalnya dengan mendidik watak, moral, perilaku atau mendidik akhlak anak sehingga memiliki kepribadian yang luhur. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilakukan, karena dalam pendidikan tersebut merupakan dasar pembentukan kepribadian manusia dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur, kepandaian dan keterampilan. Karakter atau akhlak yang baik dapat mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan, keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak bukan hanya sekedar teori tetapi juga pernah dipraktikkan oleh sejumlah manusia dalam suatu zaman, sehingga muncul sebagai penyelamat dunia dan pelopor peradaban.

Ada sebuah syair yang digubah oleh Syauqi Bek yakni: “Suatu bangsa dikenal karena akhlaknya (budi pekerti), jika budi pekertinya telah runtuh maka runtuhlah bangsa itu.” Hal itu menunjukkan betapa pentingnya akhlak sebagai karakter bangsa, bila mereka masih menginginkan eksis di dunia. Artinya bahwa bangsa akan jaya jika negaranya terdir iatas masyarakat yang berakhlak luhur (Mansur, 2009:230).

Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga  pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomenasosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan  di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah  sampai pada taraf yang sangat meresahkan.Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal terutama PAUD yang semakin marak ini diharapkan dapa tmeningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian  anak melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.

Pendidikan yang Diperlukan

Tentu saja pendidikan yang tidak sekedar mengejar target kurikulum, atau untuk mengejar keinginan masyarakat atau orang tua, seperti kemampuan anak membaca, menulis dan berhitung secara maksimal, tetapi pendidikan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembanga nanak. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bagian integral dalam Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah. Konsep PAUD merupakan adopsi dari konsep Early Child Care and Education (ECCE) yang juga merupakan bagian dari Early Child Development (ECD). Konsep ini membaha supaya peningkatan kualitas SDM dari sektor “hulu”, sejak anak usia 0 tahun bahkan sejak pralahir hingga usia 6 tahun.

Pendidikan karakter atau pendidikan moral memegang peranan sebagai salah satu fondasi yang sangat penting dalam Pendidikan Anak Usia Dini yang selalu identik sebagai tempat untuk bermain. Oleh karena itu, seorang guru dituntut memiliki kapandaian membantu anak untuk membentuk akhlak atau karakternya.

 Dalam prosesnya sangat diperlukan suatu keteladanan dari guru, baik dari perilaku maupun cara guru berbicara, dan sebagainya yang berkaitan dengan hal itu. PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter anak negeri kita, sebagai titik awal dari pembentukan SDM yang berkualitas, yang memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif dan partisipatif serta semangat mandiri. Pendidikan anak memangharus dilaksanakan sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal (Isjoni, 2010: 40).

Al-Qur’an Sebagai Tonggak Utama dalam Pembentukan Karakter

Mengingat adanya tuntutan tingkat intensitas dan kualitas pendidikan karakter, proses pendidikan karakter ini dapat dilakukan dengan berpedoman pada pendidikan al-Qur’an. Karena dalam hal ini, pendidikan al-Qur’an yang apabila ditanamkan sejak kecil, dapat dijadikan sebagai tonggak utama terbentuknya mental dan kepribadian anak yang sehat.

Masa kanak-kanak yang bahagia dapat menjamin paling tidak lebih dari separuh keberhasilannya di masa dewasa. Masa-masa ini adalah peletak dasar dalam keberhasilannya kelak di usia dewasa, peletak dasar dalam perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, sosial dan spiritualnya (Diana Mutiah, 2010: 10).Anak usia dini memiliki karakter yang khas, baik secara fisik maupun mental.

Oleh karena itu, metode pengajaran yang diterapkan untuk anak usia dini juga perlu disesuaikan dengan kekhasan yang dimiliki oleh anak. Potensi dan kemampuan anak akan berkembang secara optimal bila penggunaan metode pengajaran yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakter anak sehingga memacu tumbuhnya sikap dan perilaku yang positif.

Berkaitan dengan pendidikan al-Qur’an, biasanya anak kecil oleh kebanyakan orang dianggap tidak layak untuk diberi penjelasan mengenai al-Qur’an dan dianggap tidak berhak untuk diberi perhatian terhadap mentalitasnya. Padahal sebenarnya mereka mampu menyimpan memori seperti yang dapat disimpan oleh komputer (SamulMunir Amin, 2007: 224). Al-Qur’an merupakan semboyan agama yang mengukuhkan akidah. Begitu juga Ibnu Sina, dalam kitabnya “as-Siyasah”, menekankan kaum muslimin seharusnya mempersiapkan fisikal dan mental anak yang dimulakan dengan pengajaran al-Qur’an. Imam al-Ghazali dalam Ihyanya pula mewasiatkan pengajaran al-Qur’an, hadis dan cerita orang-orang soleh kepada anak-anak.

Dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter di atas merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berpedoman pada al-Qur’an.

Dalam rangka mendidik karakter anak yang berpedoman pada al-Qur’an sangatlah diperlukan pelaksanaan secara teratur dan terarah agar memperoleh hasil yang lebih baik yaitu mulai dari membaca, menghafal, memahami, menghayati serta cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu PAUDsebagai lembaga formal dalam mendidik anak usia dini perlu menyelenggarakan suatu pendidikan karakter, terutama pendidikan karakter anak yang berbasis Qur’ani.(bensulingewd@yahoo.co.id)

*Penulis adalah Dosen STAI Gajah Putih Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.