Kaderisasi dan Regenerasi Orang Gayo Dinilai Lemah

Jakarta | Lintas Gayo – Salah satu permasalahan yang dihadapi organisasi Gayo adalah lemahnya soal kaderisasi dan regenerasi. “Seringkali, orang yang sudah di atas asyik dengan dunianya. Sehingga, lalai melakukan kaderisasi. Itu tesis awal,” kata Yusra Tebe, Mahasiswa S-2 Demokrasi dan HAM Universitas Gajah Mada (UGM) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Minggu (16/9/2012).

Bujang asal Pediwi, Kampung Bebesen itu, mencontohkan, cukup disayangkan, setelah Prof. M.J. Melalatoa tidak ada lagi kader Antropologi dari Gayo di Universitas Indonesia. Demikian halnya dengan Prof. dr. Syukri Karim. Termasuk, tokoh Gayo lainnya. “Apakah sudah ada penggantinya?” tanyanya.

Selanjutnya, Junaidi, Mahasiswa Kedokteran Shinshu University Jepang, mengatakan, seringkali kader  di bawah yang memang tidak ada. Konsekuensinya, regenerasi/kaderisasi terputus. “Di situ lah, perlu peran serta pemerintah,” kata Tebe menimpali.

Sementara itu, Drs. Subahi Idris, M.M, menilai, keroposnya kaderisasi dan renegerasi bukan hanya dialami masyarakat Gayo melainkan juga masyarakat Aceh. Di kementerian, misalnya, katanya memberi contoh, sudah jarang orang-orang Aceh yang jadi pejabat.

“Masalah ini perlu menjadi perhatian dan dicari solusinya bersama oleh semua pihak,” pungkas Subahi.(Yusradi al-Gayoni/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.