Hanisa : Perempuan Gayo Cantik saat Berkelobong

 

PERINGATAN hari ibu di Takengon Kabupaten Aceh Tengah tahun 2012 ini dirasakan sangat berbeda dengan sebelumnya, terutama terkait kegiatan lomba yang dilakukan seperti gagasan Yayasan Argadia salahsatunya.

Diantara aneka lomba yang digelar, yang berbeda dan menarik perhatian adalah lomba Beru BerKelobong Bujang Beropoh Kerong.

Gagasan lomba ini, menurut ketua Yayasan Argadia Hanisa Fitri Jum’at 21 Desember 2012 terinpirasi setelah menyaksikan kemeriahan Kelobong dan Opoh Kerong di lomba Resam Munoling  beberapa waktu lalu di Kemukiman Toweren Kecamatan Lut Tawar.

“Ide ini saya dapat setelah melihat lomba Resam Munoling, disitu saya melihat betapa cantiknya perempuan-perempuan Gayo memakai Kelobong dan ganteng-gantengnya bebujang Gayo dengan opoh kerong“, kata Hanisa.

Saat ini banyak yang tak mengetahui apa itu BerKelobong, padahal hal tersebut digunakan perempuan Gayo yang hendak pergi ke sawah dan ke kebun. Adat budaya kita memang sudah mulai terkikis tergerus perkembangan zaman, kata Hanisa.

“Pengakuan dari para peserta yang ikut, kebanyakan dari mereka tak tahu apa itu BerKelobong, sampai-sampai ada peserta yang membatalkan diri untuk ikut”, jelas Hanisa.

Sedikitnya 32 orang mengikuti kegiatan ini, selain untuk menjaga nilai-nilai budaya Gayo, Hanisa juga mengharapkan dengan diselenggarakannya kegiatan ini akan menambah kecintaan generasi muda Gayo dimasa yang akan datang untuk menjaga budaya nya.

Dengan acara ini, diharapkan dari mereka yang tidak tahu apa itu BerKelobong, setelah melihat mereka menjadi tahu, sambil kami dari Argadia juga mempelajari tata cara penilaiannya, agar kedepan kami bisa lebih maksimal lagi mengadakan kegiatan-kegiatan serupa. Kata Hanisa.

Selain lomba tersebut, juga ada lomba khusus bagi organisasi-organisasi wanita di Takengon yaitu lomba tata cara memasang Kelobong.

Lomba memasang Kelobong ini, tidak hanya diikuti ibu-ibu yang bersuku Gayo, ada orang Cina, Padang, Aceh dan lainnya yang ikut berpartisipasi mengikuti kegiatan ini, mungkin hal ini datang dari rasa penasaran mereka.

Hanisa mengharapkan, dengan digelarnya Festival Danau Lut Tawar 2013 mendatang, kegiatan Beru BerKelobong ini dimasukkan salah satu kegiatan akbar tersebut.

“Semoga saja kegiatan ini masuk dalam serangkaian acara Festival Danau Lut Tawar tahun depan”, tutup Hanisa.

Sedikit bocoran informasi diperoleh Lintas Gayo tentang multi event Festival Danau Lut Tawar 2013. Sepertinya dapat dipastikan Gayo Tempo Doeloe seperti halnya penampakan Kelobong dan Opoh Kerong akan ditampilkan yang dikemas dalam berbagai acara sepanjang tahun 2013.

Tinggal saja menunggu “ketok palu” sang anggota-anggota Dewan. Semoga saja, ke-aspiratif-an pola pikir wakil rakyat kali tampil beda dengan lebih pintar melihat keinginan rakyat Gayo yang ingin set back Gayo yang berbudaya. (Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.