Banda Aceh | Lintas Gayo – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh melalui koordinatornya, Destika Gilang Lestari, Sabtu (19/01/2013) menyatakan bahwa pembakaran salah satu mobil kandidat calon bupati merupakan preseden buruk dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah di Aceh Selatan.
Dikarenakan hal tersebut, KontraS Aceh meminta para pasangan Kandidat Bupati/Wakil Bupati tidak terpengaruh dari upaya provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
KontraS Aceh juga mengajak masyarakat untuk melakukan monitoring pesta demokrasi pemilihan kandidat bupati Aceh Selatan. Monitoring yang dimaksud adalah mengajak masyarakat untuk menjaga wilayahnya dari aksi-aksi provokatif yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Kerjasama rakyat dng aparat penegak hukum adalah langkah yang tepat dalam merespon segala tindakan anarkis atau kekerasan. Jangan terpancing untuk main hakim sendiri juga jangan sampai terjebak dalam aksi balas membalas, sebab tindakan itu justru akan semakin memperburuk keadaan yg pada akhirnya akan mengacaukan pelaksaan pesta demokrasi yg sedang berlangsung,” kata Destika.
KontraS Aceh melihat bahwa kepolisian sebagai garda terdepan dalam proses penegakan hukum mampu menyelesaikan teror yang sengaja diciptakan oleh orang atau kelompok tidak bertanggungjawab tersebut.
Lebih jauh, Destika meyakini bahwa hal tersebut sebagai bagian dari upaya memperburuk kondisi dan situasi Aceh paska damai. Metode provokasi ini sama halnya dengan rentetan kasus pada proses pemilihan gubernur Aceh April 2012 tempo hari yang berujung pada upaya kriminal. (SP/red.03)