Yang kupinta hanyalah buka matamu
Lihat!
Gunakan untuk melihat jangan biarkan ia tertutup
Menutup hati nuranimu
Kumohon padamu gunakan telingamu
Dengarkan!
Jangan tutup ia dengan kedua belah tanganmu
Tak terdengar detak jantungmu
Kupikir,mari berfikir
Kepala telah lengkap dengan otaknya
Kanan kiri,gerakkan
Sebelum pembuluh darah tak mengalirinya
Berhenti!
Sempurnakah perasaan hatimu
Hari hari udara dihirup terus berlalu
Butiran air mengalir menjadi sungai tanpa ikan didalamnya
Sesal
Yang kupinta padamu baginda
Enyahkan rasa kuasa
Tak kausadar iblis mengusik
Memenuhi kisi hati
Bila bilangan mata memohon pinta padamu
Tak kah kau terima kepala menjadi kakimu???
Ruang inspirasi, 8 Maret 2013
Arjuliska Zuska adalah penyair perempuan kelahiran Takengon yang bangkit dari “kemalasan” menyimpan karya-karya yang telah dia tulis, dan kemudian tersadar kalau puisi-puisi yang pernah ditulis adalah karya yang harus diselamatkan. Akhirnya berkat bantuan sang putri semata wayang, puisi Arjuliska Zuska terselamatkan.
Arjuliska–atau biasa disapa Ulis Zuska adalah Ibu Rumah Tangga yang menulis puisi. karya-karyanya selain dimuat di media massa, juga dimuat pada buku antologi puisi Lampion, terbitan Lappena Banda Aceh. Kini penyair lulusan sarjana Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini kembali aktif.