Takengon | Lintas Gayo : Setelah menjalani sejumlah proses dari casting pemeran teman Si Unyil, pemilihan lokasi pengambilan gambar, pemilihan pemeran pendukung, dan sejumlah proses lain yang cukup melelahkan, akhirnya kisah pertemanan si Unyil cs dengan anak-anak Gayo asal Kampung Toweren kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah akan ditayangkan pada Sabtu, 16 April 2011 pukul 12.50 Wib di stasiun televisi Trans 7.
Kepastian penayangan yang berkisah tentang anak-anak Danau Lut Tawar menjadi nelayan ikan Depik (Rasbora Tawarensis) ini diterima Lintas Gayo dari Helianto, salah seorang kru Trans 7 yang datang ke Takengon dalam serangkaian proses produksi acara tersebut, Jum’at (15/4).
“Saksikan tingkah polah teman si Unyil dari Gayo Takengon Aceh Tengah yang ingin mencari ikan Depik di Buku Harian si Unyil episode Takengon,” tulis Helianto dalam pesan smsnya ke Lintas Gayo.
Dijelaskan, bahwa program Buku Harian Si Unyil adalah alternative yang mendidik khususnya bagi anak–anak. Memberikan pendidikan kepada anak-anak dengan hal-hal yang sebenarnya sulit dipahami dapat disampaikan dengan penjelasan yang sederhana, menarik dan lugas sehingga lebih mudah dipahami bahkan pertanyaan anak yang terkadang sulit dijawab oleh orang tua.
Program ini menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur untuk anak dan keluarga seperti perkenalan tentang benda, ensiklopedi, permainan daerah, kerajinan tangan dan uji ilmiah yang berkaitan dengan benda tersebut misalnya uji coba mengapa roda bundar (hukum aksi dan reaksi), sejarah dan proses pembuatan lampu dan bagaimana cara menyalakan lampu dengan kincir air yang dihubungkan dengan dynamo bermagnet (konsep perubahan energi).
“Buku Harian Si Unyil merupakan program yang tidak saja menyajikan hiburan tapi juga tayangan yang mendidik bagi pemirsa” kata Helianto bernada promosi.
Untuk episode Takengon, ada dua episode. Yang pertama diperankan oleh 4 orang anak-anak siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Toweren dan episode kedua diperankan anak-anak Sekolah Dasar (SD) Kampung Kute Lintang Kecamatan Pegasing yang jadwal penayangannya belum ditentukan oleh Trans 7.
Sementara menurut keterangan Win Ruhdi, warga Paya Serngi Aceh Tengah, anak-anaknya yang masih sekolah di MTsN, MIN dan TK sangat gemar menonton tayangan-tayangan di Trans 7 yang dinilai sangat mendidik. “Setiap ada kesempatan menonton televisi, anak-anak saya lebih memilih acara di Trans 7 ketimbang acara di televisi lain dan saya senang karena materi acaranya bermuatan ilmu pengetahuan yang menambah wawasan anak-anak,” kata Win Ruhdi yang berprofesi sebagai Barista atau pelayan minuman kopi ini.(windjanur)
Salut, dengan produksi ini, di harapkan anak anak kita dapat lebih mengenal budayanya dan menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap alam dan kekayaan budaya leluhurnya. di harapkan tayangan seperti ini dapat lebig di galakan lagi tentunya dengan melibatkan pihak terkait seperti pemerintah dan lsm yang peduli ttg hal ini. dan tayangan ini merupakan sarana promosi yang baik terhadap potensi Aceh Tengah . Salam Mahadin G
saya sempat nonton kok 😀
nbagus,,
bagus sekali bahkan 😀
mantab banget
SAYA SUKA
proGRAM INI MENGEnalkan kota KITA
KE ORANG ORANG LAIN DI Luar sana
assalamualiakum sudere…. rasbora tawarensis bahasa sana yea…. lagu si ben ku penge…
brizin sudere….
Wa’alaikum salam
Andye GayO :
silahkan bergabung di disini http://www.facebook.com/GAYOKU#!/pages/Save-Depik-Gayo/190216681067
berijin
salam love gayo
mamtab…
program ini memang saya suka..