Ditabrak Kuda Alsa Hamalia Meningal Dunia

25DSC_0387Takengen| Lintas Gayo-  Ribuan masyarakat meramaikan pacuan kuda tradisonal gayo di lapangan HM Hasan Gayo, Belang Bebangka Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Begitu juga dengan pedagang yang membuka lapak dagangan di seputaran line pacuan kuda, sehingga lokasi bagi warga untuk menonton terbatas, terhalang oleh tenda-tenda pedagang.

Untuk itu, sebahagian warga membuat tenda ala kadarnya di samping pagar line pacuan kuda serta di tengah lapangan HM Hasan Gayo. Akibatnya warga harus lalu lalang, melewati line pacuan (lintasan-red) kuda  menuju ke tengah lapangan.

Naasnya, pacuan kuda yang dilaksanakan dalam rangka HUT RI yang baru dapat dilaksanakan bulan Oktober 2013, menelan korban jiwa, Alsa Hamalia (9) warga Kampung Kute Lintang Kecamatan Pegasing.

Sebelumnya, Sabtu (2/11/2013) sekitar pukul 12.04 empat ekor kuda baru saja dilepas dari garis start. Saat melewati di tingkungan pertama race tersebut, kuda-kuda berpapasan dengan Alsa yang saat itu bersama ibu korban  Hasnawiyah, serta anak balita dalam gendongan ibum sedang menyebrangi lintasan pacuan kuda.

Akibatnya, tabrakanpun tidak terelakan. Sehingga siswa SD tersebut langsung tidak sadarkan diri.

Korban sudah tidak bergerak saat diangkat salah seorang penonton dari line pacuan kuda. Dahi dan pelipis korban terlihat kembung.

 Setelah tertabrak, masyarakat yang sedang menonton terus berteriak “ambulance-ambulance” berulang kali dan dilakukan secara spontan serta maraton oleh penonton berharap panitia mendengar teriakan tersebut. Pasalnya ambulance berada jauh dari tikungan dimana Alsa tertabrak kuda.

Akhirnya seorang pria paruh baya dengan warga lainnya secara bergantian mengendong Alsa yang saat itu sudah tidak bergerak ke tengah lapangan, berharap langsung disambut tenaga medis di ambulance yang disiapkan di tengah lapangan.

Sekitar 50 meter menuju lokasi juri atas perlombaan kuda, baru terdengar suara ambulance dan satunya lagi bergerak di line pacuan kuda.

Alsa langsung dimasukan ke dalam mobil ambulance. Namun tim medis tidak terlihat didalamnya, sehingga Alsa dipindahkan ke mobil ambulance yang lain untuk segera dibawa ke  RSU Datu Beru Takengon.

Informasi yang didapatkan di arena pacuan, bahwa korban telah menghembuskan nafas terakhir saat berada dalam mobil ambulance, ketika melintasi Kampung Tansaril, menuju rumah sakit. “Tidak ada tabung Oxygen dalam ambulance tu,” kata Miko salah seorang warga. (wyra/TG)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Semoga amal ibadah ngingku diterima di sisi allah dan di tempatkan disisinya, amin
    tindakan tidak terpuji pelayanan medis yang disiapkan BLU datu beru, saya sangat tidak simpatik sebagai putra daerah. yang berada di perantauan
    Ajang perhelatan tradisional turun temurun ini dan sebagai ajang silahturahmi masyarakat gayo terutama.
    semoga kedepannya ajang perhelatan ini lebih baik lagi. Dan peningkatan keamanan terhadap masyarakat juga terjamin.