Mereka harus lebih sigap dan cepat daripada pendemo. Dengan bermodalkan tameng piber dan pentungan, pentungan, mereka harus lebih berani dari pendemo. Sejumlah polisi, TNI, dan satpol PP harus tahan panas dan hujan ketika ada aksi massa.
Catatan Lintas Gayo, ketika demo yang berlangsung di kantor DPRD Aceh Tengah , pasukan yang memakai atribut lengkap ini menjadi pagar betis di tengah-tengah keramaian para pendemo. Memang sudah tugasnya, sering kali pasukan ini dihujani batu menjadi sasaran. Mereka harus saling dorong dengan pendemo yang berusaha menerobos.
Seperti saat terjadi demo korban gempa dan aksi tuntutan pelantikan KIP baru-baru ini. Mengetahui masa akan ke kantor bupati, dengan cepat pasukan berlari, siap menanti massa.Mereka memberikan tubuhnya untuk mempertahankan asset daerah.
Ketika massa berlari berpindah lokasi, pasukan pengaman massa ini juga harus berlari, mereka harus lebih dahulu sampai ke lokasi yang dituju massa daripada massa. Hujan panas, lapar dan haus menjadi bagian hidupnya.
Saat massa ke pendopo, mereka juga harus ke pendopo, melakukan pagar betis. Mereka membiarkan massa melakukan aksinya, asal tidak anarkis. Bila ada insiden merekalah orang yang pertama menjadi tameng sekaligus menjadi orang amukan massa.
Ada kalanya mereka terlambat makan, tidak minum, tidak istirahat berdiri tegap bagai patung memperhatikan apa yang dilakukan massa. Semua mereka lakukan tanpa kenal lelah, walau harus berbenturan dengan massa. (Iqoni RS)