Redelong| Lintas Gayo – Menyikapi keluhan pelanggan PDAM Tirta Bengi Bener Meriah, Direktur Redelong Institut (Fakhruddin) saat dimintai tanggapannya oleh media ini Selasa (13/5/2014) mengatakan bahwa, PDAM adalah salah satu pelayanan publik disektor air bersih sampai saat ini belum maksimal memberikan layanan.
Hal ini disebabkan karena pihak perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Bengi belum termanajemen dengan baik. Fakta ini bisa dilihat dari realitas dilapangan antara petugas PDAM dengan pelanggan sering mis komunikasi. Akibatnya muncul ketidakpatuhan pelanggan terhadap PDAM. Pengelolaan sanitasi juga masih amburadul.
PDAM Tirta Bengi adalah salah satu perusahaan daerah yang dipercayakan untuk mengelola dan sekaligus sebagai pihak pendistribusi air bersih kepada pelanggan, tentunya ketika berbicara tentang pelayanan tidak terlepas antara hak dan Kewajiban, masyarakat berhak mendapatkan suplay air bersih dan PDAM berkewajiban memberikan layanan yang maksimal.
Bahkan jika kita menyikapi lebih serius,PDAM juga harus memperhatikan keberlangsungan sumber mata air itu harus setabil dan terjaga. Bila dilihat sumber mata air PDAM Tirta Bengi belum terkelola dengan baik maka akan dikhawatirkan beberapa tahun ke depan sumber air akan mengalami penyusutan, sebut Fahkruddin.
Selayaknya kondisi ini sudah sewajarnya diperhatikan secara serius, terutama pihak terkait harus memastikan bahwa tidak terjadi penebangan pohon atau illegal loging di sekitar tangkapan air. Demikian pengelolaa PDAM harus lebih transparan dengan melibatkan masyarakat terutama berkaitan menjaga keberlangsungan sumber air, sehingga kesadaran masyarakat juga akan muncul, bahwa mengelola dan menjaga sumber air itu adalah kewajiban bersama.
“Sudah selayaknya PDAM Tirta Bengi mengelola air dengan lebih modern, bisa meneropong beberapa daerah yang sudah sangat maju dalam hal pengelolaan air bersih berbasis masyarakat,” sebut Fakrud panggilan akrabnya.
Potensi sumber air di Bener Meriah hari ini cukup luar biasa akan tetapi kenapa masih terdapat beberapa keluhan dari pelanggan? Bahkan dilain tempat ada air yang melimpah, ini menjadi tanda tanya besar buat kita, tentunya ini hanya bisa di jawab dengan pengelolaan managemen yang bagus, katanya.
Atau jawaban alternatif adalah masyarakat akan melepaskan diri dari keterpurukan ini dengan mengembagkan sumber air tersendiri dalam bentuk swakelola, akan tetapi akan berdampak terhadap berkurangnya pendapatan daerah.
“Kita sudah melihat beberapa kampung seperti kampung Paya Gajah, akibat suplay air sangat terbatas desa tersebut akan coba lebih mandiri dengan mengelola air bersih sendiri,” jelas Fahkruddin. (Ihfa)
Berita Terkait:
Warga Menilai PDAM Tirta Bengi Lakukan Tagihan Fiktif
PDAM ” Ini Terjadi Karena Penebangan Liar”