Muchsin Hasan, ketua DPRK Aceh Tengah merupakan salah satu dari 4 kader Golkar yang akan diusung partai pohon beringin, dalam Pilkada 2017 2022 ini. Walau Golkar belum final dalam menetapkan nama, namun Muhsin membuat kejutan. Dia melamar secara resmi menjadi bakal calon bupati ke Partai Demokrat.
Apakah Muchsin Hasan mengulang suksesnya Nasaruddin (ketua Golkar) yang menjadi bupati? Dimana Demokrat merupakan salah satu partai pengusung Bupati Aceh Tengah sekarang. Ketika Muhsin mendaftarkan diri ke Demokrat, pihak Golkar seperti “merestui”. Buktinya Golkar Aceh Tengah diam, ketika kadernya mendaftar ke Demokrat.
Munculnya politikus muda ini, membuat nuansa perpolitikan di Gayo Lut, “hangat”. Alumnus paska sarjana, Universitas Sumatra Utara (studi pembangunan Fakultas ilmu social politik 2012), spontan menjadi pembicaraan.
Siapa Muchsin Hasan MSP ini? Dia adalah buah hati pasangan dari Tgk. M. Hasan Tan (alm) pendiri pasantren Darul Muklisin) dengan Hj. Nurjannah (65). Muchsin kenal benar dengan negeri leluhurnya Gayo Lut.
Sejak kecil dia tidak meninggalkan tanoh tembuninya dalam menuntut ilmu. SD diselesaikanya pada tahun 1992 di SD no 7 Takengen, dilanjutkan dengan MTs Darul Mukhlisin pada tahun 1995. Demikian dengan MA Darul Muhklisin diselesaikanya pada tahun 1998.
Usai menamatkan S-1 STAI Gajah Putih pada tahun 2004, dia menjadi dosen di STAI UGP tahun 2005-2006. Kalau menjadi guru, alumni HMI ini sudah menjalaninya sejak 2003 sampai 2006, di Darul Mukhlisin, sampai dia dipercayakan menjadi kepala sekolah MTs Darul Muhklisin (2006-2009).
Muchsin sampai sekarang masih menjadi ketua Nahdatul Ulama Kabupaten Aceh Tengah (sejak 2015). Dia juga menjadi ketua Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Aceh Tengah (2008-2014). Karir politiknya semakin berkibar ketika dipercayakan menjadi wakil ketua DPD II Golkar Aceh Tengah (2014 sampai sekarang) sekaligus sebagai ketua MKGR Aceh Tengah.
Ketika awal karirnya di DPRK dari PKNU, Muchsin dipercayakan menjadi ketua Fraksi dan juga ketua komisi A. Lima tahun dia mengasah ilmu politiknya di DPRK (2009-2014) ahirnya dilirik Golkar sebagai kader terbaiknya.
Muchsin menjadi ketua DPRK Aceh Tengah, setelah Golkar di sana mampu mendudukan 4 kadernya sebagai anggota DPRK. Sejak 2014, pria kelahiran Takengen, 10 Maret 1979 ini memimpin di DPRK. Suami dari Vitriani ini, merupakan salah satu dari 4 nama andalan Golkar sebagai bakal calon bupati 2017-2022.
Tidak hanya itu, dari 4 calon usulan kader Golkar (masih dalam tahap survey), hanya Aman Lutfi Fayruzi ini yang resmi mendaftarkan diri saat Partai Demokrat melakukan penjaringan. Ketika nama Muchsin muncul di Demokrat, banyak pihak memberikan penilaian, Golkar sudah “merestui” kadernya untuk berkoalisi dengan partai lainya dalam Pilkada. Spontan nama Muchsin menjadi pembicaraan.
Ayah tiga putra ini ( Lutfi Fayruzi, 10, Fitra Ramadhan,8, dan Rfiky Alfaresi,2) mendaftar ke Demokrat, bersama 4 kandidat lainya. Muhsin ikut serta dalam polling yang diadakan Demokrat, sambil menunggu hasil survey dari partainya pohon beringin.
“Kita mendaftarkan diri sebagai calon bupati, bukan sebagai wakil bupati. Golkar juga sudah mengusung 4 nama untuk disurvey, termasuk saya didalamnya. Sehingga, terbuka kemungkinan berkoalisi dengan partai Demokrat,juga partai lainnya. Kita lihat hasil survey dan dinamika yang berkembang,” sebut Muchsin.
Akankah perpaduan dua partai besar ini (Golkar dan Demokrat) melahirkan nama Muchsin sebagai manusia unggulan untuk berkompetisi dalam Pilkada Aceh Tengah ini? Waktu dan proses alamlah yang akan menjawabnya. (Pariwara)