Oleh : Dodi Afrizal*)
Terkait dengan pelaksanaan tari saman 10.001 peserta yang akan dilaksanakan pemerintah pada tanggal 13 agustus 2017 mendatang yang bertempat di stadion 1000 Bukit, sebelum saya menyikapi rencana kegiatan pemerintah ini saya ingin menceritakan sedikit sejarah tari saman agar kita sama-sama faham apa sih tari saman itu. Dari berbagai aneka ragam tarian yang ada di pelosok nusantara, tari saman merupakan kategori tarian yang sangat menarik di kalangan masyarakat.
Mengapa tarian ini dinamakan tari saman.?
Menurut sejarah yang saya ketahui tari saman ini diciptakan oleh seorang ulama yang bernama Syekh Saman sekitar abad ke XIV Masehi. Awalnya di dataran tinggi gayo, tari saman pada awalnya hanyalah permainan rakyat yang diberi julukan pok ane. Namun syekh saman menambahkan syair-syair yang berisi pujian kepada allah dan berkombinasi dengan tepukan-tepukan para penari dan pada waktu itu tari saman ini digunakan sebagai media dakwah.
Pada saat itu tari saman ini ditampilkan pada acara-acara tertentu saja seperti memperingati maulid nabi Muhammad SAW.
Namun dengan kemajuan zaman teknologi saat ini tari saman dijadikan sebagai ajang siraturrahmi dan hiburan rakyat.
Dalam tari saman ada aturan tertentu seperti tepuk tangan , tepuk dada, guncang, kirep, lingang, dan surang saring, seperti ini lah cara syekh saman menyebarkan ajaran islam pada saat itu dan di iringi syair-syair dakwah islam untuk memperlancar beliau menyampaikan dakwah islam kepada orang-orang sekitar. Dalam konteks zaman sekarang ini sifat-sifat yang religius itu masih digunakan para penari saman dalam menyampaikan dakwah-dakwah islam melalui pertunjukan tari saman saat ini.
Untuk menyikapi informasi yang saya dapat dalam waktu dekat ini pemerintah kabupaten gayo lues akan mengadakan pagelaran tari saman yang di ikuti 10.001peserta, dalam menyikapi hal ini, dalam arti kata bukan saya menolak kegiatan ini dilaksanakan oleh pemerintah bahkan saya sangat mendukung kegiatan ini, tapi coba kita kaji lebih mendalam lagi apa sebenarnya manfaat dari kegiatan saman 10.001 ini terhadap masyarakat, saya berani tegaskan kepada pemerintah ini tidak ada sama sekali manfaatnya terhadap masyarakat, malah kegiatan ini menurut saya sangat merugikan masyarakat itu sendiri, setelah saya kaji-kaji pemerintah terlalu banyak mengabiskan dana daerah seperti ADKK saja totalnya 8.7 Milyar ditambah lagi dengan dana APBK 1,5 Milyar dan APBN 600 Juta, ini kan salah satu bentuk pemborosan anggaran daerah, kenapa saya katakan ini pemborosan dan pembodohan saya sangat khawatir setelah pertunjukan saman masal 10.001ini kejadiannya sama seperti tahun 2014 lalu, pemerintah sampai memecahkan rekor muri dengan bangganya mengikut sertakan pemuda Gayo Lues 5005 peserta untuk menari saman.
Setelah itu apa yang terjadi..?
Ada atau tidak untungnya bagi masyarakat setelah kegiatan itu..?
Tentu tidak karena menurut pandangan saya setelah dilaksanakan saman 5005 peserta tahun lalu tidak ada follow up nya dari pemerintah, jadi untuk apa lagi diadakan yang 10.001 ini. Disini Jelas-jelas Masyarakat yang di rugikan. Beberapa waktu lalu kami sempat memperbincangkan terkait saman 10.001 ini dengan Bapak Kadis Pariwisata beliau selaku sekretaris panitia kegiatan saman ini di pendopo Bupati Gayo Lues, beliau sempat katakana dengan diadakannya kegiatan ini kita dapat melestarikan budaya saman di gayo lues yang sudah diakui oleh UNESCO,.
Saya rasa apa yang dikatakan oleh sekretaris panitia itu tidak dapat diterima oleh akal, kenapa karena tari saman itu sudah diakui oleh UNESCO bahwa saman itu milik orang gayo lues, tinggal bagaimana cara kita melestarikannya,
Menurut saya cara melestarikan budaya saman kita itu sangat sederhana sekali kalau pemerintahnya mau bekerjasama, bukan menghabiskan uang rakyat miliyaran rupiah untuk satu hari melestarikan budaya itu, ini kan pembodohan yang diajarkan pemerintah terhadap masyarakatnya sendiri.
Saya punya dua tawaran kepada pemerintah guna melestarikan budaya saman
- Pemerintah Kabupaten Gayo Lues harus menyediakan tempat/sanggar seni agar pemuda gayo lues dapat melestarikan tari saman di tempat tersebut juga pemerintah harus menyediakan pembimbing agar terarah, ini dilakukan secara Continue seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali, saya rasa dengan cara seperti ini sangat tepat kalau pemerintah betul-betul ingin melestarikan budaya saman itu. bukan menghabiskan dana daerah sampai milyaran rupiah dalam satu hari dengan jumlah peserta 10.001 orang ini kesannya kan hanya mencari suatu kebanggan saja bagi orang-orang tertentu.
- Pemerintah Kabupaten Gayo Lues harus menyediakan suatu museum yang berkaitan dengan tari saman guna memudahkan orang-orang asing, lokal untuk mengetahui sejarah saman itu seperti apa, siapa yang mengajarkan saman, apa arti saman, apa syairnya, bagaimana gerakannya, jadi kalau ada wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung ke gayo lues ada yang bisa di bawanya pulang, itu cara alternative nya menurut saya untuk mempublikasikan budaya milik kita sama orang luar. Bukan dengan cara mengadakan saman 10.001 menghabiskan dana daerah ini kan suatu pembodohan bagi masyarakat.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara*)