Takengen | lintasgayo.com- Mantan Panglima GAM Daerah Aceh Tengah, Ibnu Sakdan yang juga ketua PNA di negeri dingin ini, memberikan argumen soal bahasa dalam hymne Aceh. Hymne Aceh itu bagus, namun bahasa yang dipergunakan jangan bahasa Aceh.
Menurut Sapu Arang panggilan akrabnya, penduduk asli Aceh itu beragam bahasa dan budayanya. Di Aceh itu beragam suku dimana antara satu suku dengan suku lainya, bukan hanya bahasanya yang berbeda, namun budayanya juga berbeda.
Hal itu dikatakan Sapu Arang, kepada media ini, Jumat (15/12/2017), sehubungan dengan hiruk pikuknya lagu hymne Aceh, yang sudah diseleksi pihak DPRA. “Sebaiknya bahasa hymne Aceh itu bahasa melayu. Pada masa kesultanan Aceh, bahasanya adalah bahasa melayu,” sebutnya.
Tidak perlu hiruk pikuk membahas persoalan hymne, silakan dibuat itu hymne, namun bahasa yang dipergunakan dikembalikan kepada masa kesultanan Aceh, yakni bahasa melayu. Bila bahasa melayu tidak ada suku yang dirugikan di Aceh ini, katanya. (Zan.KG/LG 02)