Takengon | Lintasgayo.com – Ibu Asuh TKA, TPA, TQA Kabupaten Aceh Tengah, Puan Ratna, memberi arahan sekaligus membuka secara resmi Kegiatan Penataran Metode Iqra’ Bagi Ustadz dan Ustadzah Pengasuh TKA/TPA/TQA Se-Kecamatan Lut Tawar dan Kebayakan, Ahad (26/07/2020).
Acara yang diselenggarakan di Gedung Islamic Centre Mesjid Agung Ruhama Takengon tersebut, juga turut dihadiri Bupati Aceh Tengah, Pengurus BKPRMI, Reje Kampung Merah Mersah, dan pejabat pemerintahan dari dua kecamatan dimaksud.
Dihadapan 105 peserta yang hadir, Puan Ratna dalam arahannya menyampaikan bahwa peran seorang ustadz ataupun ustadzah sangatlah penting dalam membentuk karakter anak yang berada pada usia emas.
Melalui para ustad/ ustadzah inilah generasi Islam sejak dini akan terdidik dan mengenal Al Qur’an secara baik dan benar seperti tajwid, makhraj dan makna yang tersirat maupun tersurat.
Untuk itu lanjutnya, peningkatan kualitas pendidikan anak didik (santri) tentu saja harus seiringan dengan peningkatan kapasitas para ustadz dan ustadzah itu sendiri.
“Peningkatan peran dan fungsi TPA, TKA dan TQA akan berjalan dengan baik manakala para ustadz dan ustadzah ini terus ditingkatkan kapasitas dan kemampuan SDMnya, salah satunya seperti penataran pada hari ini”, tutur Puan Ratna.
Disela-sela sambutannya itu, Istri orang nomor satu di Kabupaten Aceh Tengah ini berpesan, melalui kegiatan penataran ini diharapkan akan mampu menambah metode mengajar para ustadz/ustadzah, khususnya dalam menggunakan Metode Iqra’.
“Harapan kami, kiranya melalui penataran ini akan menjadi pemacu dalam perkembangan kemajuan pendidikan dan pembelajaran Al Qur’an bagi putra-putri kita”, tandasnya.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar yang didapuk untuk memberikan sambutan pada kesempatan itu menyampaikan tentang betapa pentingnya sebuah kaderisasi dan peningkatan kapasitas para ustadz dan ustadzah secara terus menerus.
Menurutnya, melalui proses kaderisasi yang baik akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas para ustadz/ ustadzah, sehingga mampu menjadi panutan dan teladan bagi anak-anak yang mereka ayomi.
Dia juga menekankan bahwa, melalui perkaderan yang baik, akan memperdalam ilmu dan pengetahuan para ustadz/ ustadzah serta akan menjadi penyemangat dalam mendidik anak-anak.
“Kami menekankan, agar jangan berhenti untuk terus membekali diri dan meningkatkan kapasitas pribadi dan organisasi. Karena menuntut ilmu itu wajib, dan banyak mendulang pahala dari Allah SWT”, ungkap Shabela.
Shabela berharap, BKPRMI selaku lembaga yang mengomandoi para ustad dan ustadzah pengasuh TKA/TPA/TQA dapat terus menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah.
“Pemerintah daerah akan selalu hadir dan memberikan dukungan untuk upaya-upaya perkaderan yang dilakukan BKPRMI dalam rangka peningkatan kapasitas dan SDM ustad/ ustadzah”, tutupnya.
Sebelumnya, Ketua BKPRMI Kabupaten Aceh Tengah, Parwira. AR melaporkan, Penataran Metode Iqra’ ini dilakukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme ustadz/ ustadzah dalam mengajar Al Qur’an dengan metode yang baik dan benar (bukan otodidak).
Direncanakan, penataran ini akan dilakukan terhadap seluruh ustadz/ ustadzah dalam Kabupaten Aceh Tengah yang saat ini berjumlah 1.259 orang.
Untuk penataran pada hari ini merupakan kegiatan gelombang III, setelah gelombang I dan II sebelumnya telah dilaksanakan masing-masing pada tanggal 12/07/2020 di Kecamatan Silih Nara yang diikuti 95 peserta, serta pada tanggal 18/07/2020 di Kecamatan Rusip Antara dengan 90 peserta.
“Kita lakukan penataran ini secara estafet. Setiap gelombang terdiri atas satu atau dua kecamatan. Nanti selepas Hari Raya Idul Adha mendatang, akan kita lanjutkan kembali dengan gelombang berikutnya”, lapor Parwira.
Adapun materi yang disampaikan dalam Penataran Metode Iqra’ ini mengacu pada kurikulum pembelajaran yang disusun secara nasional yang meliputi pelatihan tentang Kebijakan Umum Pengelolaan TKA/ TPA, Metode BCM (Bermain, Cerita, Bernyanyi), Metode Pengajaran Iqro’, dan pembelajaran Ilmu Tajwid. (PR/FG)