Takengon| Lintasgayo.com – Event Organizer atau Panitia International Tour de Lut Tawar dianggap tidak bertanggungjawab jawab dalam melaksanakan kegiatan dan terkesan berupaya menipu sponsor baik Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah maupun sponsor lainnya.
Hal ini disampaikan Waladan Yoga, SH Direktur Ramung Institut melalui pesan tertulisnya kepada lintasgayo.com, Minggu (30/10/22).
“Kalau tidak siap jadi EO maka jangan jadi EO, yang namanya EO harus siap menanggulangi seluruh kebutuhan kegiatan sampai kegiatan terlaksana 100%. Setelah kegiatan selesai 100℅ baru kemudian anggaran yang tersedia dapat ditarik dari sponsor, baik yang dianggarkan dalam APBK maupun anggaran dari sponsor lainnya,” kata Waladan.
Alumni Fakultas Hukum Unsyiah ini merasa aneh ketika Panitia mengeluhkan anggaran sisa belum diterima padahal kegiatan tersebut belum terlaksana 100℅.
“Kesannya menjadi lucu ketika Panitia ITDL malah menjelekan sponsor kegiatan, minsalnya Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sebagai sponsor dan pihak yang telah mau menjadi menganggarkan anggaran untuk kegiatan ini. Logikanya kemudian harus kita balik, kesannya EO/Panitia tidak profesional dan juga terkesan berupaya menipu Sponsor,” lanjutnya.
Belakangan, cerita Waladan, ia mendapatkan informasi dari EO/Panitia bahwa untuk even Internatonal Tour De Luttawar ini total anggarannya mencapai Rp. 600 juta dari sponsor, anggaran itu belum termasuk sumbangan dari beberapa SKPK dalam bentuk lain.
“misalnya saja SKPK PUPR yang telah mau menempel dan memperbaiki sejumlah ruas jalan yang dugaan kita menghabiskan dana ratusan juta rupiah, tapi kemudian ruas jalan yang telah ditunjuk Panitia dan telah diperbaiki tidak digunakan. Kalau dihitung hitung jumlah bantuan dari sejumlah SKPK di Aceh Tengah tidaklah sedikit,” sebut Waladan.
Ia melanjutkan, jika dihitung secara kasar, dana yang dihabiskan untuk kegiatan ini mencapai Rp.1.5 Milyar.
“Bisa saja kurang atau bahkan lebih dari asumsi yang kita sampaikan. Secara fisik yang terlihat yang katakan Panitia totalnya mencapai Rp. 600 juta, tapi mereka (EO) belum memberitahu kita jumlah bantuan dari pihak lain baik sponsor dan SKPK yang ada di Kabupaten Aceh Tengah,” jelas Alumni SDN Ramung Kengkang ini.
Alumni Sekolah Anti Korupsi Aceh ini meminta Secara khusus kepada inspektorat untuk melakukan audit investigasi anggaran kegiatan ini.
“Kita minta Inspektorat Kabupaten Aceh Tengah untuk melakukan audit investigatif terkait dengan kegiatan ini. Jangan sampai kejadian seperti Tsunami Cup terulang pada pelaksanaan ITDL ini, dan dugaan mengarah ke sana sudah ada,” lanjutnya.
Kegiatan ini, kata Waladan, jangan sampai kontraprestasi yang telah ditetapkan oleh sponsor diklaim dari sumbangan beberapa SKPK. Ia juga akan menyurati pihak PLN di Jakarta untuk betul betul melakukan verifikasi kontraprestasi yang telah disepakati.
“Tidak bijak jika kemudian EO/Panitia menjelekan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. Kita juga sangat menyayangkan sikap Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga yang hanya bisa diam seribu bahasa seharusnya beliau mampu menjelaskan dan menjaga harkat dan martabat Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah yang direndahkan oleh Panitia ITDL. Kita juga meminta Bupati Aceh Tengah tidak memberikan uang Rp. 100 juta seperti yang diungkapkan EO/Panitia sampai inspektorat selesai melakukan auditnya,” tutupnya. (LG04)
Comments are closed.