Oleh : Muchlisin Z.A, S.Pi, M.
The International Union for Conservation of Nature (IUCN) yaitu salah satu organisasi nirlaba yang bergerak dalam isu-isu lingkungan dan konservasi, pada tahun 1990 telah memasukkan ikan depik dalam The Red List of Threatened Species (Daftar merah jenis yang terancam punah)
Ikan Depik (Rasbora tawarensis) adalah salah satu jenis engkot bileah (bahasa Aceh) air tawar yang hanya ditemukan di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah, oleh karena itu ikan ini bersifat endemic (distribusi sempit). Ikan depik telah menjadi maskot (trademark) Kota Takengon, Ibu Kota Aceh Tengah. Namun keberadaannya di Danau Laut Tawar semakin terancam. The International Union for Conservation of Nature (IUCN) yaitu salah satu organisasi nirlaba yang bergerak dalam isu-isu lingkungan dan konservasi, pada tahun 1990 telah memasukkan ikan depik dalam The Red List of Threatened Species (Daftar merah jenis yang terancam punah), bersama dengan Ikan Kawan (Poropuntius tawarensis) yang juga bersifat endemik disini, kedua ikan ini dimasukkan dalam kategori Vulnerable, namun demikian statusnya kini perlu dievaluasi ulang, karena evaluasi oleh IUCN tsb telah berumur lebih dari 15 tahun.
Analisis Permasalahan
Nelayan setempat mengklaim bahwa saat ini populasi ikan depik semakin menurun di Danau Laut Tawar, hal ini ditandai dengan semakin menurunkan hasil tangkapan para nelayan. Sejak tahun 1988 sampai 2008, diprediksi populasi ikan depik telah turun mencapai lebih dari 80%. Ada beberapa faktor yang kami duga sebagai penyebab turunnya populasi ikan depik di Danau Laut Tawar:
1. Degradasi lingkungan
Degradasi lingkungan di sekitar danau menyebabkan terganggunya habitat tempat ikan hidup. Pembukaan hutan untuk perkebunan maupun penebangan liar mungkin menjadi pokok permasalahan degradasi lingkungan di sini. Akar-akar pohon-pohon dikenal sebagai perangkap air di waktu hujan dan secara terus menerus mensuplai air ke danau sekalipun di musim kemarau. Sayangnya yang terlihat disekeliling danau hanya bukit-bukit gundul dengan beberapa pohon pinus yang tumbuh jarang-jarang. Hal ini menyebabkan pasokan air danau semakin berkurang di musim kemarau. Penduduk setempat menyebutkan bahwa permukaan air danau semakin turun dari tahun ke tahun, namun demikian belum ada penelitian dan data yang akurat seberapa tinggi permukaan air danau turun dalam sepuluh tahun terakhir ini. Berkurangnya pasokan air telah menyebabkan beberapa sungai kecil disekiling danau yang biasanya dijadikan tempat pemijahan (spawning ground) menjadi kering. Perubahan ketinggian permukaan air juga akan menyebabkan kenaikan temperatur air danau.
Temperatur atau suhu air adalah salah satu faktor pembatas (limiting factor) yang mempengaruhi distribusi, kebiasaan kawin (spawning behavior) dan kebiasaan makan (food and feeding habit) ikan.Pada musim penghujan misalnya, dimana suhu air turun dan permukaan air naik, banyak jenis ikan yang melakukan pemijahan, dan kemungkinan juga termasuk ikan depik. Menurut nelayan setempat pada puncak musim penghujan (Agustus-September), ikan depik akan beruaya naik ke sungai-sungai kecil yang mengalir dari kaki bukit berbatu disekeliling danau, kami menduga ikan ini akan melakukan pemijahan (untuk membuktikan dugaan ini satu kajian sedang kami jalankan).
Suhu juga mempengaruhi nafsu makan ikan, pada suhu yang relatif hangat nafsu makan ikan akan meningkat sehingga akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat pula. Selama musim kemarau dimana suhu air hangat, ikan depik akan mengintensifkan aktifitas makan, mempercepat pertumbuhan, mematangkan kelamin dan menyimpan energi yang cukup untuk memasuki musim memijah (kawin) di musim penghujan.
Selain kekurangan air pada musim kemarau, kerusakan hutan juga akan menyebabkan berkurangnya kecerahan air akibat dari proses siltasi (pelumpuran), yang mengakibatkan berkurangnya penetrasi sinar matahari ke dalam air, dan pada gilirannya akan mempengaruhi pertumbuhan dan pekembangbiakan plankton sebagai makanan ikan depik.
2. Introduksi ikan asing
Introduksi ikan asing ke suatu perairan dapat terjadi secara sengaja atau tidak. Introduksi secara sengaja misalnya untuk menambah jenis ikan budidaya dalam rangka peningkatan produksi ikan, contohnya ikan mas (Cyprinus carpio) dan Nila (Oreochromis nilotica), atau untuk mengontrol agen (jentik nyamuk) penyebab deman berdarah atau malaria, misalnya ikan buntok (Xiphophorus spp) dan ikan seribu (Poecillia spp).
Baik disengaja atau tidak, introduksi ikan asing ke suatu perairan telah banyak dilaporkan sebagai penyebab turunnya populasi dan bahkan punahnya ikan asli setempat. Sebagai contoh introduksi redbream sunfish (Lepomis auritus) ke beberapa danau di Italia telah menggantikan populasi ikan Alburnus alburnus asli setempat, introduksi ikan nile perch (Lates niloticus) ke Victoria telah menyebabkan 60% ikan endemik di sini terancam punah, contoh lainnya bagaimana dampak introduksi ikan trout coklat (Salmo trutta) di perairan New Zealand yang telah menyebabkan turunnyaya populasi ikan New Zealand Grayling(Protoctes oxyrhynchus).
Kami tidak punya data pasti mengenai sudah berapa jenis ikan asing yang diintroduksikan ke Danau Laut Tawar. Namun demikian dari hasil survey yang kami lakukan baru-baru ini ke seluruh Aceh, termasuk kawasan Danau Laut Tawar, Aceh Tengah membuktikan bahwa setidaknya ada enam jenis ikan asing yang dijumpai di Danau Laut Tawar, diantaranya adalah ikan mujair (Oreochromis mossambicus, nila (Oreochromis niloticus), lele dumbo (Clarias gariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan buntok (Xiphophorus sp). Informasi terakhir dari masyarakat ikan sapu kaca (Liposarcus pardalis) juga mulai ada di danau ini akbiat dari ulah orang-orang yang tidak mengerti akan isu-isu lingkungan jika tidak mau kita sebut iseng dan tidak bertanggung jawab
Menurut pengakuan masyarakat setempat pula diperoleh informasi bahwa beberapa tahun lalu juga telah dilakukan introduksi sejenis ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) telah dilakukan oleh pemerintah setempat (?) dengan tujuan mengendalikan perkembangan encong gondok di danau laut tawar. Disatu pihak pengendalian enceng gondok dinilai kurang berhasil karena tetap saja Danau Laut Tawar banyak ditumbuhi oleh enceng gondok terutama di bagian pinggirnya, sementara dipihak lain akan timbul masalah lain yang lebih serius yaitu keberadaan ikan asing tersebut akan menjadi pesaing (competitor) akan asli (indigenous).
3. Teknik penangkapan yang merusak
Teknik penangkapan yang merusak juga mempunyai andil terhadap punahnya sesuatu spesies ikan setempat. Penggunaan racun, bom, pukat harimau menjadi penyebab serius berkurangnya populasi ikan di suatu perairan. Di Danau Laut Tawar penggunaan bom dan pukat harimau mungkin belum pernah dilaporkan, namun penggunaan racun mungkin saja terjadi, karena racun (potas), sejenis racun yang digunakan untuk memberantas hama di tambak-tambak udang dengan mudah dapat dibeli dengan harga murah.
Pada umumnya nelayan setempat menangkap depik dengan menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring kurang dari 0.5 cm (5/9 inc) yang dipasang pada sore hari dan diangkat pada pagi hari berikutnya. Kami menilai ukuran mata jarring yg digunakan terlalu kecil, sehingga banyak anak-anak ikan depik yang ikut tertangkap. Sebenarynya pemerintah daerah telah mengeluarga Perda tentang pembatasan ukuran mata jarring minimal 2.5 cm, namun pada kenyataannya auturan ini belum dipatuhi oleh nelayan.
Selain itu beberapa nelayan setempat juga menggunakan perangkap tradisional yang disebut dengan “dedesen”. Dedesan dibuat dengan cara membendung sungai kecil yang dijadikan depik sebagai lokasi ruayanya, sungai dibendung dengan cara membuat semacam bangunan dari kayu dimulut sungai dan ditutupi dengan dedaunan yang dibagian bawahnya diberi beberapa lobang seperti mulut bubu (bubai) sebagai jalan masuk ikan, dimana ikan yang masuk tidak dapat lagi keluar.
Ikan yang tertangkap pada umumnya adalah induk-induk yang akan memijah, praktek penangkapan seperti ini telah dilakoni oleh masyarakat sejak puluhan tahun silam dan sampai sekarang terus berlanjut, dapat dibayangkan berapa jumlah induk ikan yang tertangkap setiap tahunnya. Penangkapan induk-induk ikan depik secara terus menerus akan menurunkan jumlah induk di alam sehingga ikan yang berpotensi memijah dan menghasilkan larva-larva ikan depik baru semakin berkurang dan pada akhirnya jumlah rekruitmen populasi berkurang sedangkan mortalitas akibat faktor alam (degradasi lingkungan, predasi, dan kompetisi) dan penangkapan semakin meningkat, akibatnya adalah populasi ikan depik terus menurun dari tahun ke tahun.
4. Pencemaran
a. Pengembangan usaha budidaya ikan dan penangkapan ikan
Peningkatan penggunaan kolom air danau sebagai lahan budidaya perikanan diduga juga menjadi penyebab menurunnya populasi ikan depik di Danau Laut Tawar. Pengunaan kolam air danau untuk lahan budidaya ikan dalam karamba (apung dan tancap) secara tidak bijak akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Penggunaan jenis makanan ikan dan cara pemberian yang tidak tepat akan menyebabkan air menjadi tercemar, apalagi jika dalam praktek budidaya yang diterapkan ada mengunakan zat-zat kimia, misalnya untuk pengendalian hama dan penyakit ikan.
Tata letak dan luas lahan yang digunakan juga penting diperhatikan, idealnya hanya 10% dari total luas danau saja yang boleh digunakan untuk pengembangan budidaya, hal ini juga sangat tergantung pada debit air masuk dan keluar danau serta kedalaman danau. Penempatan karamba juga penting diperhatikan pada danau yang debit airnya rendah, menempatkan karamba pada sumber air masuk berpotensi mencemari air danau secara keseluruhan.
Jenis ikan yang dibudidaya pula perlu mendapatkan perhatian yang serius, kegiatan pembudidayaan spesies ikan asing berpotensi merusak populasi ikan liar lokal, ikan-ikan yang dipelihara dalam karamba oleh nelayan yang kurang terampil berpotensi lepas ke alam dan berkembangbiak secara tidak terkontrol dan menjadi ancaman bagi jenis lokal.
Selain itu pula banyaknya jaring bekas yang tersangkut dan menumpuk di dasar danau juga merupakan permasalahan yang cukup serius, terutama akan menyebabkan ikan-ikan tersangkut dan mati tanpa dimanfaatkan.
b. Pengembangan wisata dan pemukiman
Aktifitas wisata, misalnya menjamurnya pembangunan hotel dan resort serta pemukiman juga menjadi sumber bahan pencemar ke danau. Biasanya kawasan wisata dan pemukiman ini tidak dilengkapi dengan sarana pengolahan air bersih, umumnya mereka menjadikan danau sebagai tong sampah besar bagi sampah domestik yang dihasilkan. Pembangunan jaringan drainse kota pula belum “ramah danau” artinya tetap saja buangan air kota menuju danau.
Salah satu parameter yang mudah diamati telah terjadi pencemaran (terutama dari bahan organik) adalah bekembang pesatnya tumbuhan air enceng gondok. Di Danau Laut Tawar fenomena ini sudah terjadi sebagaimana telah kami jelaskan diatas, pertumbuhan enceng gondok yang pesat umumnya terjadi dikawasan yang padat perumahan dan kawasan budidaya ikan.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ikan depik termasuk ikan yang melakukan migrasi pada saat akan memijah (spawning migration), pada umumnya ikan-ikan yang bersifat demikian akan kembali ke tempat yang sama untuk melakukan pemijahan, untuk menandai lokasi dan jalur migrasinya mereka menghasilkan semacam hormone yang disebut feromone yang dbersifat khas bagi setiap individu atau populasi. Jika kondisi lingkungan tercemar maka kemampuan mereka untuk mendeteksinya akan hilang sehingga mereka akan tersesat dan tidak bisa melakukan pemijahan.
5. Perubahan iklim global
Perubahan iklim secara global juga turut meningkatkan ancaman terhadap kelangsungan hidup ikan. Peningkatan rerata suhu bumi akan menyebabkan peningkatan suhu air dan pada gilirannya akan mempengaruhi aktifitas fisiologis ikan sebagaimana telah dijelaskan pada poin pertama di atas. Penebangan hutan secara besar-besaran dan pemakaian bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan (ozon) merupakan diantara penyebab perubahan iklim, selain dari pada faktor alam itu sendiri (el nino misalnya).
Perubahan iklim sudah dirasakan juga oleh nelayan setempat, menurut pengakuan salah seorang nelayan dedesen depik, bahwa pada tahun ini sampai dengan akhir bulan Agustus hanya beberapa kali saja ikan depik beruaya naik ke sungai-sungai, hal ini disebabkan karena intensitas dan curah hujan yang sangat kurang. Menurutnya, berdasarkan pengalaman bulan Agustus ini sudah masuk musim penghujan, pengalaman tahun lalu puncak ruaya terjadi pada bulan Agustus. Keadaan sekarang sulit diprediksi, pak! begitu cetusnya. Keenganan depik beruaya boleh jadi disebabkan karena musim penghujan yang belum tiba atau bahkan karena mereka tersesat dan tidak bisa menemukan jalan pulang, akibat pencemaran air danau.
Nelayan jaring juga mengeluhkan hal yang sama, sangat sedikit ikan depik yang tertangkap bahkan ada diantara mereka yang mengistirahatkan perahunya meralih menjadi petani kebun. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa memang populasi depik secara umum sudah semakin berkurang.
Solusi Pemecahan Masalah
IUCN telah menetapkan bahwa ikan depik ini masuk dalam The Red List of The Threatened Species, bagaimana tindakan kita selanjutnya? apakah hanya cukup masuk daftar merah saja dan cukup Danau Laut Tawar dikenal diseluruh dunia saja? sementara kita tidak berbuat apa-apa, hanya menunggu ikan ini punah!. Ibarat kata pepatah, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengajukan beberapa langkah antisipasi yang mungkin dapat ditempuh:
1. Pemerintah daerah bersama-sama pihak perguruan tinggi perlu segera melakukan kajian yang konprehensif tentang ikan ini agar sejarah hidupnya (life history) dapat diketahui dan didokumentasikan dengan baik. Selain kajian dari aspek biologi ikan depik itu sendiri, kajian ekologi danau juga perlu dilakukan untuk mengetahui berapa daya dukung danau (carrying capacity), mengidentifikasi kawasan-kawasan yang boleh dan tidak untuk pengembangan budidaya dst.
2. Mengidentifikasi dimana kawasan pemijahan dan kapan waktu pemijahannya terjadi sehingga dapat ditetapkan sebagai kawasan terlarang dan dilindunggi dengan undang-undang (Sanctuary atau Lake Protection Area, LPA), dimana masyarakat dilarang menangkap ikan depik pada kawasan tersebut pada waktu tertentu sehingga induk-induk ikan dapat memijah dengan baik tanpa terusik dengan dedesen atau mata jaring. Jika kawasan yang telah diidentifikasi ini telah dikuasai oleh masyarakat, maka pemerintah perlu membebaskannya. LPA dapat mengadopsi prinsip-prinsip dasar dari Marine Protection Area (MPA) yang dilaporkan telah sukses dibeberapa tempat. Yang perlu diingat adalah perlindungan kawasan ini adalah bersifat integrated and comprehensive antara kawasan air (aquatic) and kawasan darat (terrestrial), dengan melibatkan semua stakeholder (yang berkepentingan), dan bentuk management yang mungkin dapat diterapkan adalah community based management (manajemen yang berdasiskan masyarakat).
3. Menata kembali kebijakan tata kota, membatasi pemberian izin tempat wisata di sekitar danau Danau Laut Tawar, mengawasi aktifitas hotel terutama dalam hal penanganan limbah agar tidak dibuang langsung ke danau. Memperbaiki sistim drainase kota sehingga tidak menjadikan danau sebagai “tong sampah” Kota Takengon.
4. Pemerintah Daerah bersama-sama dengan DPRD dan Perguruan Tinggi menyusun qanun tentang ekploitasi dan konservasi danau yang memberikan kekuatan hukum khususnya bagi penetapan Lake Protection Area, pengembangan usaha budidaya, wisata atau tata kota secara detail.
Yang terpenting dari kesemua itu adalah bagaimana kita meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjaga karunia Allah SWT yang unik ini, agar tetap lestari dan kita wariskan ke anak cucu kita. Dan ingat bahwa ikan depik hanya ada di Danau Laut Tawar, jika punah maka bukan hanya kita orang Aceh saja yang kehilangan akan tetapi seluruh masyarakat dunia akan rugi dan menyalahkan kita. Artinya bahwa Depik bukan hanya milik orang Aceh saja atau bahkan orang Gayo saja, akan tetapi milik seluruh masyarakat dunia, kekayaan alam bio nutfah ini merupakan aset dunia yang dititipkan pada kita orang Aceh untuk menjaganya. Marilah kita jaga amanah ini dengan sebaik-baiknya sehingga anak cuci kita tetap dapat merasakan enaknya pepes depik.
Sumber : Bulletin Leuser
(Penulis adalah Staf Pengajar dan Peneliti pada FMIPA Unsyiah, dan mahasiswa Program Doktor Falsafah di University Sciences Malaysia Penang, yang saat ini sedang meneliti ikan air tawar di Prov. NAD khususnya di Danau Laut Tawar).
Segera Selamat Ikan Depik Dari Kepunahan