Banyak yang tidak kenal siapa yang dilantik menjadi Penjabat (Pj) Bupati Aceh Tengah, Rabu (4/4) oleh Pj Gubernur Aceh Tarmizi A Karim. Namanya Mohd. Tanwier putra mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Aceh Tengah, Syamsuddin beberapa puluh tahun silam.
Dia punya nama kecil Baong dan hingga kini masih akrab dengan panggilan tersebut. Ia merupakan Mantan Kepala Dinas Bina Marga Aceh Utara dan sebelum dilantik menjabat sebagai staf ahli Gubernur Aceh Bidang Pemerintahan. Informasi diterima Lintas Gayo melalui sambungan seluler 2 April 2012 lalu.
Semula sms yang dilayangkan Lintas Gayo menanyakan mengenai kebenaran kabar jika dirinya sudah ditetapkan sebagai Pj Bupati Aceh Tengah dijawab dengan “Berijin Boh” (terima kasih ya-red). Beberapa saat kemudian Baong langsung menelepon Lintas Gayo dan terlibat percakapan panjang dalam bahasa Gayo.
Mendengar dia berbahasa Gayo sama sekali tidak bisa disimpulkan dia orang mana. Logatnya memang seperti orang Gayo yang berbahasa Gayo sehari-hari. “Aku urang Gayo yoh. Urum abangku Nasir, kami dor bebahasa Gayo,” ujarnya sambil tertawa. Dia nyatakan diri sebagai putra daerah Gayo.
Ditanya apa yang akan dilakukannya selama dipercayakan sebagai Pj Bupati, Mohd Tanwier alias Baong ini menjawab yang pasti dirinya harus melanjutkan koordinasi sebaik-baiknya dengan pihak terkait terutama Muspida plus sampai terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati yang baru.
Kepada pemilih, dia berpesan jika bimbang menentukan pilihan, maka lakukanlah shalat Istikharah. “Alhamdulillah nge dele jema mera kin calon pemimpin i Aceh Tengah, tuges te selaku rayat mumilihe dijerohe. Si menang kahe pasti kerna jeroh jemae,” kata Baong berbahasa Gayo yang intinya menyatakan agar pemilih di Aceh Tengah ikut pro aktif memberikan pilihan dan siapapun yang tentu karena terbaik bagi rakyat.
Dia juga tidak pernah terlibat politik, sejak menjadi PNS dia larut menikmati pekerjaannya termasuk di Aceh Tengah. Dia terlibat langsung dalam penggagasan dan pelaksanaan pembangunan jalan dua jalur simpang Polres Aceh Tengah hingga Belang Kolak Dua dan simpang Polres hingga Simpang Pet Bebesen.
Dimata Baong, Gayo adalah negeri yang kaya Sumber Daya Alam baik dari sektor perkebunan (kopi), sayur-sayuran, hortikultura maupun wisatanya. “Membangun ekonomi Gayo harus dimulai dengan konsep yang bagus,” ujarnya.
Menurutnya sarana transportasi adalah kunci utama bagi pengembangan ekonomi masyarakat di Gayo. “Bagaimana caranya hasil bumi dari Gayo tidak lebih dari 24 jam diperjalanan baik keseputar Aceh maupun Sumatera Utara,” katnya.
Khusus untuk wisata, Baong menyatakan sangat menaruh perhatian besar di sektor ini. “Lokasi wisata itu harus bersih, di danau Lut Tawar harus ada kamar mandi dan keamanan wisatawan harus diutamakan,” kata Baong sambil menegaskan keyakinannya jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Tengah dari sektor wisata punya peluang besar.
“Panorama sudah oke, budaya juga oke, tinggal bagaimana penanganannya,” katanya. Sebelum mengakhiri perbincangan dia berjanji sebisanya akan mendesak tuntasnya pembangunan jalan di sekitar Cot Panglima Bireuen.
Dari beberapa sumber diperoleh informasi jika dalam berkarir di pemerintahan, Baong dua kali menjabat sebagai Kepala Dinas Bina Marga Aceh Utara dan dua kali dinonjobkan. Setelah dicopot pertama kali, Baong ditarik oleh Bupati Pidie Jaya dan dipercayakan menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum. Lalu, dia kembali ditarik ke Aceh Utara untuk menduduki jabatan tersebut hingga September 2011.
Baong pindah ke Pemerintah Provinsi Aceh dan kemudian menjadi staf ahli gubernur bidang pemerintah ketika kepala Pemerintah Aceh dijabat oleh Penjabat Gubernur Tarmizi A Karim.
Bagi sejumlah kalangan, sosok Baong memang asing, namun di Takengon tak sedikit yang sudah mengenalnya dengan baik. Maklum, Baong sempat beberapa tahun menghabiskan masa kecilnya di Takengon, bersama keluarga ayahnya tinggal di komplek PU Belang Kolak II.
“Wah, saya kenal baik saat dia masih disini, tapi apa memang dia yang jadi Pj Bupati ?” kata seorang warga yang tinggal di Belang Kolak II yang mengaku kenal baik dengan Baong dan seluruh keluarganya. (Khalis)
a baro beteh cinea..! ama koel ayu, semangat ayu, program ayu..! tinggalkan cara cara lama yang banyak diusung para bupati bupati terdahulu, semoga nama baong ( ” baong ” bahasa sunda yang berarti nakal) Nakalah dalam membuat program, jalankan pakai akal sehat , bertanggungjawablah ke nurani, karna nurani itu hanya anda dan tuhan saja yang tau benar atau tidaknya ..salam gutel ari WARUNG KUPI GAYO BANDUNG.