Puisi “Dermaga Biru” Anesti Rahayu

DERMAGA RAGU

Oleh : Anesti Rahayu

Sekian lama kutelusuri panjangnya ruang cintamu
lampu penerang kupegang hilangkan gelap
tepis segala ragu pun takut
berharap sampai pada gua bahagia

namun, saat kudayung perahu cinta
ombak menggoyang hati oleh cemburuku
sungguh aku bimbang di ruas takut
kita akan terpisah oleh jalan perpisahan
itu pikirku yang dangkal
tentang makna sebuah setia yang tersimpan di relung kalbu

sungguh tak dapat kukuasai diri
saat aku dirajai emosi
kupilih bersembunyi di dermaga ragu
sampai kerikil pertengkaran tak lagi tajam
pun lumut dusta tak lagi mengganggu

SUMUR KERINDUAN

Oleh : Anesti Rahayu

Berjalan di padang tandus
hapus peluh banjiri tubuh layuku
harapku sedikit pupus
terseok-seok mencari jembatan temu
agar sampai pada mata air
demi penuhi  bahagia di sumur kerinduan

aku selalu menanti purnama kembali
menyapaku dengan ramah
semoga pertemuan indah kau hadiahkan
di kado khusus untuk peri kecil yang merindu

CEMBURU

Oleh : Anesti Rahayu

Selalu, saat ujung pena menari di atas kertas
sihir kata agar punya makna
tertepis oleh rasa yang gerogoti bilik hati
hingga semua ide terbunuh pun punah
tiap kali bola mataku mendapati kata
yang dirangkai takjub oleh perempuan masa lalumu
entah apa yang membuatku mendayung perahu benci
sadar aku tak mengenalnya pun tak menyimpan iri
penyebab apa yang menggenggam dendam
hingga menggumpal di dada?

aku tak tahu perihal itu!
sungguh aku tersiksa oleh kata yang tercipta
biarlah aku jadi bisu
sebab lebih kupilih sembunyi di ranting rindu
yang hampir patah
daripada kusulam sendu di tiap malam kabut
ditemani hati kalut pada kursi cemburu

Langit Kompak, September 2012

BIODATA:
Anesti Rahayu, mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara, Fakultas Sastra Inggris.
Bergiat di Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.