Saman Institute Mulai Susun Pengurus

Ilustrasi Tari Saman (Lintas Gayo | a.ZaiZa)
Ilustrasi Tari Saman (Lintas Gayo | a.ZaiZa)

Jakarta | Lintas Gayo—Meski sudah mendapat pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia, upaya pengenalan dan pelestarian Tari Saman mesti terus dilakukan. Malah, tantanganannya semakin besar.

“Makanya, kita membentuk Saman Institute (SI) awal November 2012 lalu. Semestinya, Desember kemarin urusan Notaris sudah selesai. Namun, baru bisa ditandatangani besok,” kata Agus Nar salah satu penggagas dan pendiri SI di Jakarta, Senin (21/1/2013).

Saat ini, kata Agus menerangkan, penggagas dan pendiri SI yang terdiri dari 5 orang akan menyusun struktur kepengurusan.

“Kita akan bicarakan hal tersebut secepatnya. Setelah itu, baru kita bahas program kerja. Pastinya, kita akan melibatkan mahasiswa, senior, dan orang tua dari Gayo sebagai pengurus,” sebutnya.

Sementara itu, sambung penggagas SI lainnya, Ali Muammar, SI sudah memiliki baju Saman. “Dalam waktu dekat, SI juga akan menyewa gedung untuk sekretariat. Sementara, kita masih survei tempat. Dengan demikian, kegiatan latihan dan realisasi program-program SI bisa berjalan dengan fokus dan maksimal,” tegasnya.

Disamping itu, jelasnya, SI akan ikut mensosialisasikan Tari Saman di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Pondok Cabe seperti yang diharapkan mahasiswa asal Gayo yang kuliah di kampus tersebut. (LG-006)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.