Penelitian Mendale, Makin Rumit Tapi Menarik

Jongok Meluem | Lintas GayoKetua Tim peneliti Loyang Mendale dan sekitarnya dari Balai Arkeologi (Balar) Medan, Ketut Wiradnyana didepan wartawan menyatakan jalannya penelitian timnya yang memasuki hari kedelapan makin rumit tapi semakin menarik, Rabu (22/3) di Loyang Ujung Karang Jongok Meluem Kebayakan Aceh Tengah.

Ketut juga memastikan bahwa telah ditemukan bukti kehidupan manusia di Gayo telah ada dibawah 3500 tahun yang lalu. lebih tua  dari hasil penelitian sebelumnya diatas 3500 tahun. “Dari sejumlah bukti yang kita temukan disejumlah titik penggalian, bisa dipastikan kehidupan disini telah ada dimasa Mesolitik. Dan untuk memastikan tahunnya harus dilakukan analisa karbon dating,” tegas Ketut.

Bukti tersebut, lanjutnya, berupa alat batu dan serpihannya. Sementara sisa abu pembakaran dengan kedalaman mencapai 2 meter yang lebih dalam dari temuan sebelumnya akan digunakan untuk memastikan tahunnya. Ketut juga menyatakan temuan bukti kehidupan manusia pra sejarah di Gayo makin beragam dan makin rumit tapi juga makin menarik.

Untuk temuan kerangka manusia, diungkapkan di Mendale, sudah ditemukan 3 kerangka manusia dan di Ujung Karang ada 4 kerangka dengan masa kehidupan dan pola penguburan yang berbeda. Juga ditemukan cangkang kepiting, tulang ikan, alat batu, tulang dan gigi hewan serta gerabah dengan berbagai pola hias dan warna.

Dan yang paling mengundang pertanyaan besar adalah ditemukannya benda anyaman dengan pola yang terumit yang pernah ditemukan Ketut. “Walau penelitian menjadi rumit, namun menarik dan kenyataan sudah kita temukan bukti bahwa mereka yang pernah hidup disini telah mengenal anyaman yang biasanya dikait-kaitkan dengan peralatan menjaring ikan,” jelas Ketut.

Pola penguburan juga berbeda-beda yang dibuktikan dengan posisi kerangka yang ditemukan tersebut, jelas Ketut. Di Loyang Mendale dan Loyang Ujung Karang, masing-masing  satu kerangka, posisinya membujur dengan kaki terlipat dan kepada ke timur dengan bekal kubur berupa gerabah diletakkan di bagian dada yang dikenal dengan istilah Flexed Borial (kepercayaan adanya hidup setelah mati). Sementara kerangka lainnya dikuburkan secara acak. Bahkan ada yang bagian kerangka tidak lengkap. “Besar kemungkinan ada penguburan yang  berulang, sehingga ada bagian kerangka yang tidak lengkap,” kata Ketut.

Menurut Ketut, sudah pasti budaya Hoabin juga terjadi disini, yakni budaya Vietnam yang bermigrasi ke Gayo. Umumnya budaya Hoabin hidup dipesisir akan tetapi ada yang memilih hidup di pegunungan.

Selain itu bukti budaya Austronesia yang berasal dari Formosa juga ada di Gayo. Budaya Hoabin lebih tua dari Austronesia. “Tinggal saja perlu memastikan tahunnya, dan kami telah menemukan sampel karbon dating kehidupan periode mesolitik sebanyak 2 sampel dan kehidupan neolitik 3 sampel,” pungkas Ketut. (aman zaghlul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Butuh sebuah kerja keras dan analisa yang lebih mendalam tentang penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat berdaya guna dan berhasil guna…
    Butuh banyak pendalaman materi sebagai analogi dan juga pembanding, sehingga dapat diketahui secara pasti bagaimana kehidupan manusia pada masa prasejarah.. Berijin.

    Ralat sedikit mengenai penulisan istilah:

    Flexed burial: sistem penguburan terlipat