Jangan Terjadi Perpecahan Gara-gara Penobatan Reje Linge

Suasana silaturrahmi keluarga Reje Linge dengan Bupati Aceh Tengah, Sabtu 2 Maret 2013. (Lintas Gayo | Ist)
Suasana silaturrahmi keluarga Reje Linge dengan Bupati Aceh Tengah, Sabtu 2 Maret 2013. (Lintas Gayo | Ist)

Takengon | Lintas Gayo – Pelurusan sejarah itu perlu, apalagi sekarang Tgk Iklil Ilyas Leubee sudah menobatkan diri sebagai Reje Linge. Semua itu tergantung kepada ahli waris, apakah setuju atau tidak dengan penobatan itu.

“Seperti kita ketahui bahwa Tgk Ilyas Leubee adalah saudara angkat dari Ampun Thalib (Reje Linge terakhir-red). Jangan sampai terjadi gara-gara Reje Linge terjadi perpecahan orang Gayo,” ujar Drs. H. Djauhar Ali, mantan Wabup Aceh Tengah, Sabtu (2/3/2013) dalam silaturrahmi dengan ahli waris Reje Linge di Ruang Kerja Bupati Aceh Tengah.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tgk M.Y. Sidang Temas, seorang tokoh masyarakat yang diundang sebagai narasumber. Menurut mantan Ceh Klub Didong Sidang Temas itu, menyangkut penobatan Tgk Iklil Ilyas Leubee sebagai Reje Linge terserah kepada keluarga (ahli waris), diakui atau tidak, diterima atau tidak.

“Sepengetahuan saya, Tgk Ilyas Leubee bersesebuten dengan Ampun Thalib, saudara angkat Ampun Thalib,” ungkap Sidang Temas yang pernah menjadi anak buah Tgk Ilyas Leubee semasa DI/TII.

Sementara itu, Ir Sibayak Linge yang mengaku sebagai cucu langsung dari Ampun Thalib menolak penobatan Iklil Ilyas Leubee sebagai Reje Linge karena tidak ada hubungan darah. Perlu menempatkan posisi Reje Linge ditempat yang tepat sehingga tidak ada penobatan liar. Hal senada juga disampaikan oleh para ahli waris keluarga almarhum Ampun Thalib yang hadir dalam acara tersebut.

Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah, Taqwa, menegaskan bahwa penobatan Tgk Iklil Ilyas Leubee sebagai Reje Linge merupakan jalan untuk meluruskan sejarah. Demikian juga harapan yang disampaikan Drs.H. Samarnawan selaku keluarga Ampun Thalib, mengajak semua pihak untuk meluruskan sejarah Reje Linge.

Penulis buku Mujahid dari Tanoh Gayo, Drs Tgk H Mahmud Ibrahim mengungkapkan bahwa Sasa adalah Reje Linge ke-19, sedangkan Ampun Thalib adalah Reje Linge ke-20. Menurutnya, Kerajaan Linge sudah cukup masyhur ke seluruh dunia.

“Sekarang, bagaimana kita tunjukkan kepada masyarakat dunia tentang bukti-bukti kemasyhuran kerajaan ini,” harapnya.

Menyahuti harapan Ir Sibayak Linge agar Bupati Aceh Tengah membantu ekonomi masyarakat di wilayah Linge, serta harapan Mahmud Ibrahim untuk mamasyhurkan peninggalan Kerajaan Linge, Bupati Nasaruddin menyatakan akan memberi perhatian khusus terhadap kawasan tersebut.

Nasaruddin mengatakan, dalam waktu dekat akan menyalurkan bibit coklat untuk masyarakat di Kemukiman Wih Dusun. Dalam tahun 2014, dia akan memugar peninggalan Kerajaan Linge di Buntul.

“Upaya ini akan berhasil jika semua kita memiliki satu persepsi,” pinta Nasaruddin.(LG-009/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.