Banda Aceh | Lintas Gayo – Seniman dan Budayawan Banda Aceh hari demi hari mulai resfek terhadap munculnya Reje Linge XX di Takengon, tidak hanya itu respon positif juga mulai berkembang menjadi pembicaraan rutin tiap kali ada diskusi bebas di setiap pertemuan seniman, budayawan dan wartawan di berbagai tempat di Banda Aceh
Salah satu seniman dan budayawan Banda Aceh Apa Kaoy yang sempat di jumpai Lintas Gayo di sela-sela diskusi di sanggar Ce’Mii adalah Apa Kaoy, lelaki kelahiran Baktya Aceh Utara ini mengatakan, keberadaan Reje Linge ke XX membuktikan bahwa adanya kepedulian sejarah yang sangat kuat dan berani dari masyarakat Gayo. Munculnya Reje Linge ke XX , adalah kemenangan atau kearifan masyarakat Gayo yang tidak pernah berhenti mencintai budaya dan keberadaan sejarahnya di tengah globalisasi yang kian merontokkan tradisi, dan baginya Reje Linge ke XX adalah bukti kuat dalam talian sejarah Gayo dan masa keemasan Aceh di masa lampau.
Penulis kolom Apa Kaoy di Aceh Post ini menambahkan hendaklah penomena ini diikuti oleh banyak daerah di Aceh sebagaimana yang di lakukan oleh Masyakat Gayo dengan mengangkat kembali rajanya di tengah-tengah mereka. Walau hanya sebatas wilayah budaya.
“Jangan biarkan anak cucu kita tidak tahu sejarah dan budaya mereka sendiri, sebab kita pernah menjadi bangsa dan negara yang besar pada masanya,” ujarnya.
Apa Kaoy juga mengingatkan, seluruh Masyarakat Gayo, jangan hanya bisa bangga dengan keberadaan Reje Linge, tetapi bantulah beliau dengan berbagai inspirasi, ide-ide yang kuat dan membangun agar benteng budaya Gayo khususnya akan semakin baik, pro aktif membantu menapaktilasi sejarah Reje Linge sebelumnya sembari bertekat mengembangkan dan memajukan keinginan budaya di dalam masyarakat kita, agar terus berkibar sampai akhir zaman.
“Kita sudah pernah menjadi besar dan kini jangan mau di perkecil oleh orang lain. Bertindak arif dalam dimensi keberagaman merupakan tugas mulia Reje Linge kini,” tegasnya.
Bagi Apa Kaoy, Reje Linge jangan hanya sekedar simbul orang Gayo, tetapi dia laksana pemimpin di tengah masyarakatnya yang terus membangun negeri dalam kemajemukan masyarakatnya. Jadikan Reje Linge XX sebagai jembatan peradaban bagi Gayo dan Aceh dalam talian yang tidak terpisahkan. Sebut pria yang memeliki cafe seniman di seputaran Lampaseh Kota ini.(Aman Sultan/red.04)