Redelong | Lintas Gayo – Penggagas pengukuhan Reje Linge ke-20, Fauzan Azima nyatakan kegembiraannya atas gagasan ahli waris Reje Linge untuk bersilaturrahmi dengan pimpinan daerah, Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM, Sabtu 2 Maret 2013.
“Kunjungan silaturrahmi keluarga Reje Linge adalah bentuk penghormatan terhadap Bupati Aceh Tengah,” kata Fauzan Azima kepada Lintas Gayo, Minggu 3 Maret 2013.
Dan menanggapi keinginan ahli waris untuk bertatap muka dengan dirinya, Fauzan mengaku sangat bersedia dan dirinya memastikan Iklil Ilyas Leube juga seprinsip dengannya.
“Saya juga sangat berharap bisa bersilaturrahmi dengan keluarga Reje Linge dan saya pastikan Bang Iklil juga seperti itu. Dan alangkah baiknya jika Pemkab Aceh Tengah memfasilitasi pertemuan tersebut,” kata Fauzan Azima.
Dirinya juga menampik jika ada kepentingan politik dalam pengukuhan Reje Linge yang digagasnya secara spontan di Buntul Linge beberapa waktu lalu tersebut.
“Kami memegang komitmen awal, pengukuhan Bang Iklil sebagai Reje Linge hanya sebatas momentum penyambung sejarah yang terputus serta dalam upaya menyatukan rakyat Gayo dimanapun berada,” tegas Fauzan.
Jika setelah prosesi pelantikan tersebut ada yang berkeberatan, maka dibuat aturan yang baku untuk menentukan siapa pemangku Reje Linge berikutnya dan segera dilakukan pengukuhan kepada yang paling berhak. Demikian Fauzan Azima. (LG003)
sama saja…Dia itu jg salah satu raja raja kecil yg hidup dan tumbuh didalam masyarakat…setelah masa perdamaian yg sok sok secara spontan mengukuhkan orang menjadi raja..tanpa menelusuri silsilah pewaris yg sah… tanpa dasar mengangkat orang menjadi raja…apaan tu..dasar kol cerak…
saya juga tidak setuju dengan pengukuhan ikil sbg raja linge ke 20, saya memang tidak mengetahui banyak tentang silsilah reje linge, , almarhum kakek adalah org asli linge, dan beliau wafat ketika almarhum ayah masih kecil,kakek bernama mat genta, dan mempunyai dua org anak, satu perempuan dan satu laki”, dan saya sendiri adalah putra bungsu dari anak laki” kakek tsb, sedangkan saudara perempuan ayah semua keturunannya masih tinggal dan menetap di linge, , almarhum ayah bernama mat ali (m.ali), atau lebih di kenal dengan nama aman nasir atau guru lede,dan semua keluarga kami sudah pindah ke bener meriah,
saya tidak tau saya keturunan dari merah yg mana, karena almarhum ayah bukan tipe org yg suka bercerita banyak, tapi sampai sekarang kami masih menyimpan benda” penting kerajaan, seperti cincin adi genali, tembuni sultan genali dan sebuah mata pancing tanpa insang, yang almarhum ayah dulu menyebut nya kik betul,
salam hangat saya..kepada bpk.ir.sibayak lingga..salam persaudaraan, saya tinggal d banda aceh.