Oleh : Maya Agusyani, S.Pd
Belajarlah dari sejarah agar bijak menentukan langkah, hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama karena abai pada kejadian kemarin
Banyak dari kita yang merasa sejarah hanya milik masa lalu yang tak perlu diketahui dan dibahas, bahkan sering saya jumpai orang-orang di sekitar saya geli dan bertanya heran ketika saya memegang buku sejarah menanyakan “untuk apa membaca buku ini, terlalu berat tidak ada manfaatnya” atau lain hari sambil dengan dahi berkernyit teman kost saya ketika kuliah dulu berkata “ enggak usah baca buku kayak gitu nanti kamu bisa gila”.
Betapa banyak orang-orang yang tak perduli pada sejarah hingga lupa pada jati diri, ketika siswa/i saya bertanya di kelas, “bu untuk apa belajar sejarah, atau di lain waktu dia kembali bertanya “bu katanya dulu aceh sangat kaya ya, dalam salah satu literatur saya pernah baca bahwa sedekah orang Aceh pernah di sumbangkan keluar negeri karena penduduk Aceh kaya semua, lalu penduduk Aceh sekarang kenapa begitu miskin?” Lalu saya jawab singkat “karena orang aceh tidak belajar dari sejarah nak”.
Tentu jawaban saya membutuhkan analisis dalam, tapi untuk siswa-siswi saya cukup mengajaknya memainkan logika, ketika nilai ujian tengah semester yang lalu rendah apa yang salah, saya paksa mereka meriview persiapan mereka ketika menghadapi ujian kemarin, hasilnya adalah kurang persiapan, kurang belajar, banyak tugas sekolah yang tidak diserahkan pada guru bidang studi lalu saya tanyakan apa yang harus mereka lakukan agar nilai yang rendah di semester yang lalu tidak terulang di ujian semester yang akan datang. Jawaban mereka memperbaiki kesalahan kemarin dengan mempersiapkan diri menghadapi ujian dengan lebih matang.
Menurut hemat saya belajar sejarah juga demikian, sejarah membuat kita tidak gegabah dalam bertindak, sejarah adalah cerminan bagaimana seharusnya kita menghadapi musuh yang secara manifes terlihat nyata maupun musuh yang secara latent membayangi.
Belajar sejarah membuat kita lebih mencintai sekeliling, keluarga, bangsa dan negara. Belajar sejarah jelas akan menumbuhkan karakter bangsa yang hari ini kerap disebut pudar dalam jiwa generasi penerus anak negeri, religius,disiplin,humanis,natural, berjiwa nasionalis, patriotis,rela berkorban, bukankah kesemuanya ada dalam sejarah bangsa ini?.anak-anak lupa dengan cerita sarat makna kepahlawanan rasul dan sahabat, lupa dengan perang kemerdekaan yang berkobar-kobar, anak-anak…(bukan anak-anak saja tapi kita juga orang dewasa), lupa bagaiman heroiknya perang di negeri ini, lupa bagaimana perang Aceh berkecamuk selama berpuluh-puluh tahun tapi kemudian luluh lantak hanya karena politik devide at impera serta penghianatan Snouck Hourgronye yang menyakitkan,tak pernah menusuk ke benak-benak generasi muda bagaiman seorang jendral Soedirman di tandu dalam keadaan sakit kritis memimpin perang gerilya keluar masuk hutan, tak pernah terbayangkan bagaiman seorang pejuang wanita yang rela menghabiskan sisa hidupnya dalam medan perang dan terkurung di pengasingan, tidakkah generasi muda perlu tau bagaimana kejayaan kerajaan-kerajaan di nusantara di masa lalu, ketika emas dijadikan piring dan cangkir, ketika tirai emas di jadikan hiasan, hingga orang-orang eropa pun ingin menguasai?
Belajar dari sejarah akan membuat kita belajar bagaiman cara bangkit dan membangun kembali kejayaan dimasa lalu, belajar keteladanan dari orang-orang terdahulu,tokoh-tokoh nyata yang berjuang mempertaruhkan nyawa bukan tokoh kartun dan khayalan sineas yang di gambarkan film-film komersil penuh tipuan.
Di zaman seperti sekarang ketika tokoh panutan sulit didapat dalam sejarah kamu akan menemukan keteladanan tanpa cela, tokoh yang menghabiskan seluruh hidup untuk kemaslahatan umat, dalam sejarah kamu juga akan menemukan tokoh yang rela hidup menderita demi negara yang dibelanya,di saat kita gamang menetukan tokoh mana yang layak di gugu dan ditiru dalam sejarah kamu akan menemukan begitu banyak orang yang rela mengorbankan apa saja demi kemerdekaan bangsanya, rela meninggalkan kemewahan dunia untuk mempersiapkan kemerdekaan yang sudah pasti tidak sempat dia nikmati, dalam sejarah kamu akan menemukan apapun yang kamu cari.
Belajarlah dari sejarah agar bijak menentukan langkah.
**Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Takengen
Alumni Universitas Syiah Kuala Jurusan FKIP Sejarah
btul bu… Oya si perin datu muyangte si pudahni lo ni, Amal betabir.. Sejarah ni terbilang penting 🙂