Sejarah Saman Harus Diluruskan

Banda Aceh : Anggota DPRA Komisi G bidangi Budaya dan pariwisata Tengku Jemarin, S.pdi meminta pemerintah Aceh dan insan seni tidak  mengaburkan sejarah kesenian yang ada di provinsi Aceh, terutama  sejarah Saman Gayo yang saat ini terkenal keseluruh dunia.

Dia meminta pemerintah dan pihak-pihak yang terkait perlu mempertegas secara spesifik sejarah seni-seni Aceh, terutama Saman Gayo  menjelang Badan Dunia UNESCO mengakui Saman Gayo Lues dari Provinsi Aceh sebagai salah satu warisan dunia.

Hal itu disampaikan pendiri lembaga Budaya Seribu Bukit, Tengku Jemarin pada acara diskusi dengan seniman Saman Gayo di Anjungan Gayo Lues Taman Ratu Safiatuddin, Minggu (24/4).

Menurutnya, ada kesalahan mendasar yang selama ini terjadi pada pemberitaan seputar Saman dengan menyebut Tari Saman Gayo sebagai bagian tari Aceh yang boleh dimainkan oleh kaum perempuan. Dan pemahaman itu sangat bertentangan dengan adat-istiadat yang dianut oleh masyarakat yang mendiami Gayo Lues karena sumang (tabu).

” Saman Gayo dari dulu dimainkan oleh kaum pria. Kalaupun ada kesenian yang dimainkan oleh kaum perempuan itu barangkali Rateb Meuseukat atau Ratoh dari pesisir,” kata Jemarin, salah seorang Pengembang Saman Gayo Lues.

Untuk itu, Tengku Jemarin mengajak seluruh komponen dan insan seni untuk mulai meluruskan sejarah kesenian yang ada di provinsi Aceh. Juga menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni yang terdapat di  masing-masing daerah, jangan sampai ada kesenian yang terpinggirkan seperti seni Ratoh dan Rateb Meusekat tadi yang kerap di sebut tari Saman.”Seni dan Budaya harus dijaga dengan baik, karena itu bagian dari simbol kekayaan Aceh.” Jelasnya pada atjeh post. (Jauhari Samalanga | atjehpost.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Bukan hanya org gayo saja yg marah ketika melihat tari ratoh atau tari yg lainnya di katakan tari saman.
    Tp saudara kita yg di aceh barat jg sedih mlihat tarian ratoh yg sudah leluhur di masyarakat bagian aceh pesisir di katakan tari saman.

    Yg jelas, ini penyebabnya adalah dari orang-orang yg tidak bertanggung jawab yang tidak mempunyai dasar budaya itu sendiri,lalu memberi komentar/keterangan kepada orang lain yg jelas salah!!
    Mungkin karna ingin memamfaatkan untuk kepentingan diri sendiri,atau karna penyebab iri hingga ingin merusak kekayaan budaya yang ada di aceh.
    knp ada org yg setega ini, betul2 tidak bertanggung jawab!!

  2. Allah Tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum tersebut mau merubah nasibnya sendiri. kalau mau meluruskan sejarah saman/nasib saman maka orang Gayo sebagai pemiliknya yang harus bergerak merubahnya dengan mengadakan diskusi ilmiah, cetak buku, seminr, workshops tentang sejarah saman, dan pentas kesenian.kemudian menempuh jalur hukum untuk penyelesaian perkara yang sudah terjadi

  3. seprti yang telah saya sebar kepada tokoh2 Gayo, Gayo Takengon,Bener Meriah tentunya juga Gayo Lues dan Belangkejeren, untuk segera diluruskan,saya khawatir tari SAMAN GAYO diambil sama sadara kita yang dipesisir