Kopi Daun, Minuman Masa Penjajahan

Oleh : Gusti Ramli*

Belum terlambat untuk bertobat… eh maksudnya belum terlambat untuk menulis. Meskipun cerita dari tulisan ini telah berlangsung satu minggu yang lalu. Kisah ini bermula dari rasa penasaran akan sebuah minuman bernama kopi daun. Biasanya minuman kopi bersumber dari buah kopi yang diolah menjadi bubuk. Lalu dinikmati dengan aneka ragam rasa dengan tambahan cream dan susu sehingga menjadi kopi susu yang dibungkus secara praktis.

Berdasarkan informasi dari seorang teman ternyata daun kopi bisa digunakan untuk minuman. Bagi kita semua kopi bukanlah minuman yang asing lagi, tapi lain dengan minuman daun kopi. Dari bahasanya saja sudah terdengar asing, kok daun kopi dijadikan minuman.

Bagi masyarakat di Batusangkar, Sumatra Barat minuman daun kopi bukanlah minuman yang aneh. Orang Batusangkar dan minang menyebut kopi dengan sebutan kawa. Selain daun kopi, mereka memanfaatkan daun kopi atau kawa daun sebagai minuman yang berkhasiat bagi kesehatan. Kawa daun dapat menghangatkan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi dan menambah vitalitas dan stamina. Daun kopi juga bermanfaat untuk mengobati penyakit kurap.

Kawa Daun Pakai Susu 

Konon, sejarah minuman kawa daun (kopi daun) berasal pada masa penjajahan dimana kolonial merampas dan mengekspor buah kopi ke luar negeri. Sementara itu, masyarakat tidak bisa menikmati buah kopi hasil panen mereka. Kabarnya dahulu meminum kopi merupakan sebuah prestise karena minuman kopi hanya di konsumsi oleh kalangan atas. Sehingga rakyat kecil hanya bisa menikmati daun kopi yang diracik menjadi minuman.

Penyajian kawa daun tidak menggunakan gelas, melainkan dengan tempurung/batok kelapa. Dengan menggunakan tempurung sebagai pengganti gelas membuat aroma dan rasa kawa daun menjadi khas. Sebagai dudukannya digunakan bambu agar lebih mudah untuk meminum kawa daun dalam keadaan panas. Disamping itu, kita dapat menikmati kawa daun sambil mencicipi aneka gorangan yang disajikan.

Gorengan dan Kawa Daun 

Dari segi harga kawa daun tidak mahal, cukup dengan menguras kantong sebesar 2.500 rupiah. Bila kita ingin mengkombinasikan kawa daun dengan susu, madu, dan telor maka akan menambah sedikit biaya. Saya sendiri memesan kawa daun pakai susu dan kawa daun murni. Untuk kawa daun pakai susu harga cuma 4.000 rupiah. Harga kawa daun sangat terjangkau dengan kantong khan

Untuk bisa menikmati kawa daun kita bisa datang ke beberapa tempat di Sumatra Barat. Saya sendiri pertama kali meminum kawa daun disebuah tempat di daerah Simabur, Batusangkar. Warung kawa daun terletak dipinggir jalan utama yang menghubungkan Padang-Batusangkar. Letak pondok menjual kawa daun persis berada diarea persawahaan yang membuat kita bisa menikmati pemandangan sambil meminum kawa daun. Jika anda berkunjung ke ranah minang, maka sediakanlah waktu untuk merasakan minuman kawa daun. (wisata.kompasiana.com)

 

*http://www.kompasiana.com/garamparis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.