Kecemburuan Sosial Mulai Merebak

Takengen|Lintas Gayo- Karena pendataan korban gempa tidak valid, telah menimbulkan kecemburuan sosial ditengah masyarakat, khususnya mereka yang menjadi korban gempa. Ada yang rumahnya masuk ringan dimata masyarakat, sama dengan korban yang ringan, namun dalam data masuk klasifikasi sedang, sehingga dana CFW diberikan kepada yang bersangkutan.

Catatan Lintas Gayo, demikian juga dengan korban yang rusak sedang, namun dalam klasifikasi kerusakan disebutkan rusak berat, sementara ada yang rusak berat tetapi dalam data yang sudah dimasukkan ke BNPB itu menjadi rusak sedang.

Akibat data yang tidak valid itu dan dijadikan pihak BNPB sebagai pedoman, telah memunculkan kecemburuan sosial ditengah masyarakat. Muncul istilah,” wan gempa nipe, sa dekat rum rara, pesam”. Peranan aparat kampung dalam memasukkan data korban gempa ini sangat menentukan kevalidan.

Namun karena ada sebagian mendapat iming-iming bagian, maka bermunculan data yang tidak valid itu.  Bagaimana mau meluruskan data itu, sementara datanya sudah masuk ke BNPB.  Seharusnya sebelum final, fasilitator berkewajiban meluruskan data korban gempa tersebut, agar sesama korban gempa di lapangan tidak merasa dianaktirikan dan dianak kandungkan.

Musibah gempa ini ada kalangan tertentu yang mendapatkan keuntungan, dana CFW saja ada yang minta jatah pawang, demikian juga dengan dana bantuan rumah. Rumor sekarang berkembang mereka yang tidak sesuai klasifikasinya dengan keadaan lapangan, namun klasifikasi rumahnya dinaikkan, akan “panen”, demikian dengan pihak  yang mengurusnya akan mendapatkan “sempiren” dana gempa ini. Dalam musibah saja, ada yang tega membohongi diri sendiri, seperti meminta bencana kembali. (Tim LG)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.