Takengen | Lintas Gayo – Usai massa PETA melakukan pembakaran sepeda motor dan menghancurkan isi kantor PA Aceh Tengah, dan melakukan sweping kenderaan Caleg PA, Selasa (18/3) menjelang dini hari, giliran massa PA Rabu (19/3) melakukan aksi.
Massa PA gabungan ini, mulai melakukan aksi perusakan PUSKUD Pante Raya, kecamatan Wih Pesam, Bener Meriah. Disini ratusan massa PA bukan hanya membakar mobil, dumtruk dan perusakan truk, namun juga membolak-balik isi peralatan yang ada di dalam PUSKUD.
Usai melakukan aksinya di PUSKUD, massa bergerak ke Aceh Tengah. Sesampainya di Takengen, massa ini melakukan perusakan rumah yang dijadikan tempat usaha Tagore di Kemili, Takengen. Kemudian massa bergerak menuju umah Reje Ilang.
Sesampainya di sini, rumah terlihat kosong. Polisi berjaga di luar pagar. Massa PA menurunkan poster caleg Tagore dan merobeknya, kemudian massa berkumpul di Blang Kolak Dua, setelah berkumpul di sini, memasuki sore hari massa bergerak kembali ke Bener Meriah. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apa yang terjadi sepanjang perjalanan massa PA ini.
Masyarakat Takut
Masyarakat yang mengatahui adanya insiden berturut-turut, setelah aksi PETA dan kemudian dilanjutkan dengan pembalasan oleh massa PA, membuat masyarakat dibaluti perasaan takut.
“Apa, kok polisi berbaris cukup banyak. Kami takut,” sebut kaum ibu yang melintasi jalan Masjid raya Takengen. “Maunya kita jangan ada insiden. Bagaimana dengan anak saya yang belum pulang,” sebut ibu lainnya, percakapan ibu ini tidak jauh dari Lintas Gayo.
Dua insiden berturut-turut ini membuat suasana di Takengen khususnya di seputar lokasi kejadian dan Bener Meriah, warga sekitarnya dibaluti perasaan takut. Warga yang sudah terasa aman sejak perdamaian Aceh ini, berharap insiden ini tidak berbuntut panjang, karena mereka susah mencari penghidupan.
Situasi terahir di seputaran kota Takengen, terlihat mencekam. Hanya kios dan toko tertentu yang buka, lebih banyak yang tutup berbeda dari biasanya. Jalan-jalan terlihat agak sedikit sepi, ditambah lagi suasana di Takengen hujan gerimis. (Tim LG)
Berita Sebelumnya:
Gesekan PETA dan PA Mulai Terasa
nge oya seber bewente genap simunge agih sibelem ike iterusen kukite we rete sebeb nge kite rasa si nge munge
aaaaaalah sok intelektual si win wan nur ini, mentang2 udah di bali merasa udah pinter dia daripada bupati aceh tengah, begitulah orang hutan ke kota sombong kayak kacang lupa kulit
Taho goreng babi
ada komentar sok jago kayak gini =
“Ketika masing-masing pihak sudah memilih jalan seperti ini, konflik tinggal menunggu hari. Pada akhirnya nanti, kita yang tak ada sangkut pautnya dengan konflik ini pun, mau tidak mau terpaksa harus melibatkan diri, harus memilih di posisi mana kita berdiri.
Kalau ini sampai terjadi, bukan tidak mungkin kita yang tinggal di luar daerah pun terpaksa harus pulang membela tanoh tembuni.”
memang mau apa kau win wan nur mau bikin rusuh tanoh gayo, kenapa tidak kau katakan dari dulu, si aramiko juga anak baru kemarin sore sok jago,, tunggu aja kalian
Enggak lah, tapi ketika masalah seperti ini yang ribut hanya di level pendukung, sementara yang di atas di level pimpinan semua diam tanpa ada aksi untuk mendinginkan suasana. Artinya konflik tinggal menunggu waktu. Seperti di masa lalu, kita yang sama sekali tak ada urusan, mau tidak mau terpaksa terlibat.
Mana ada orang yang mau bikin rusuh tanoh Gayo berkomentar pakai nama asli. Orang yang mau bikin rusuh itu, biasanya para pengecut yang kalau berkomentar begitu jago mendiskreditkan orang, tapi menyembunyikan identitas asli, tanpa berani menunjukkan muka sendiri.
nah itu dia kau memang sok jago sok mau nunjukin muka asli, kw liat nanti aku di hadapammu
Bro, umur saya sudah 40 tahun. Kalau usia nabi yang jadi patokan, jatah saya udah lebih dari separoh jalan. Kalau memang mau mati, mau sembunyi seperti pengecut pun tetap aja mati. Mati karena tiba- tiba dibunuh sama pengecut model kamu pun, ya mati juga namanya. Itu cuma cara. Dengan situasi seperti sekarang, dengan banyaknya pengecut seperti kamu yang berkeliaran. Kurasa bukan cuma saya, siapapun di Gayo, siap atau tidak siap harus menerima kenyataan. Kalau mati di tangan orang seperti kamu itu adalah satu kemungkinan yang tidak bisa dikesampingkan.
sesama muslim saling membunuh yang di bunuh masuk neraaka, yang membunuh juga
OYALE BEWENE SYETAN KEN ULU JADI PERBUETEN MEH LAGU NOYA….
SEBER MUKUNE…ENTI TOS BUET SE RUME RUME…OOO
SAYANG KAMI RAKYAT KUCAK….NUME LE KAMI GEREPAS BERBUET LAGU NOYA
TAPI KAMI MUNINGET KEN JEMA DELE ..JEMA TUE NI KAMI….
Biasalah orang baru banguuuun
Ike le asap i pesalah, turah rara i sesopen…
Ike le kelem a gere berulah gere mungkin ruhul a meh bala bili, sedingken behu ku tiro tulung gere mujadi, ruhul ni mane turah betul2 mujadi ksatria nume temuni, tap ni sesara jema sara wer meh gere niri.
Gere terurus kam.
Tolong kepada admin lintas gayo. jika ada komentar yang berbau sara ataupun kata-kata yang tidak pantas, jangan di upload atau di tampilkan sehingga tidak memperkeruh suasana dan memanaskan keadaan. Tolong diperhatikan! Makasi