Mahasiswa Demo DPRK Gayo Lues

Ketua DPRK Gayo Lues Ali Husin,menandatangani spanduk tuntutan mahasiswa,soal dana TKI,BPOP dan layanan kesehatan oleh RSUD. (Alabaspos)
Ketua DPRK Gayo Lues Ali Husin,menandatangani spanduk tuntutan mahasiswa,soal dana TKI,BPOP dan layanan kesehatan oleh RSUD. (Alabaspos)

Blangkejeren | Lintas Gayo – Puluhan Mahasiswa Gayo Lues yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Gayo Lues (fomagulus) yang menimba ilmu di Aceh Tengah, pada pagi Rabu (30/4/2014) melakukan aksi demo damai di Blangkejeren,sebelum menuju Gedung DPRK puluhan mahasiswa melakukan aksi orasi di Tugu Kota Blangkejeren.aksi mahasiswa Gayo Lues di Kota Blangkejeren,sempat menyita perhatian masyarakat,puluhan aparat kepolisian yang dipimpin Kabag Ops Polres Gayo Lues Kompol Zainuddin,turut berjaga jaga dan memberikan kawalan bagi para mahasiswa yang sedang melakukan aksi demontrasi damai.

Kemudian seluruh mahasiswa melakukan longmarch bersama menuju Gedung DPRK setempat,sepanjang jalan puluhan mahasiswa ini,menyampaikan orasinya serta sembari bernyanyi dengan lagu lagu,yang menyindir bahayanya korupsi,serta Anggota Dewan jangan tidur,dengarkan suara rakyat.

Di Gedung Dewan mahasiswa melakukan orasi dihadapan Ketua DPRK dan beberapa anggota DPRK,yang hadir di gedung itu.

Dalam tuntutannnya mahasiswa yang secara bergantian melakukan orasi dengan membawa sound sistem di mobil pick up,menyampaikan agar anggota DPRK yang terpilih tahun 2004-2009,maupun priode 2009-2014,yang telah menggunakan dana TKI serta BPOP,agar segera dikembalikan,sebab uang itu adalah uang rakyat,dari anggaran daerah,seharusnya aparat hukum menindak dengan segera anggota dewan yang belum mengembalikan,dana itu,dan tidak membiarkan masalah ini berlarut larut.

Sedangkan tuntutan lainnya,mahasiswa meminta agar masalah kesehatan terutama RSUD,terkesan tidak bekerja secara maksimal,sebab tidak sedikit pasien harus dirujuk ke RSUD Datu Beru di Takengon,bahkan untuk wanita hamil saja harus di rujuk,akibatnya ada kasus kematian ibu hamil,ditengah jalan ketika akan dirujuk ke Takengon.

“Masih adakah RSUD di Gayo Lues ini ? apa tugas Dinas kesehatan serta puskesmas di daerah ini,jika orang hamil mau melahirkan harus dirujuk,ke Takengon,kami sangat prihatin dengan negeri ini,saat RSUD Gayo Lues hanya berbentuk kontiner,mampu menjadi Rumah sakit terbaik,bahkan menjadi rujukan dari beberapa kabupaten,namun setelah menjadi RSUD,kondisinya semakin parah dan pelayanannya semakin merosot jauh,apa sebenarnya yang dikerjakan oleh Pemkab Gayo Lues selama ini ?.bahkan kondisi rumah sakit banyak bertebaran kotoran hewan,cocokkan kita sebut ini rumah sakit ?,apakah anggota dewan pernah turun melihat bagaimana kondisi rumah sakit,maupun fasilitas kesehatan lainnya,dikecamatan ?.ini perlu kami pertanyakan,agar anggota dewan dapat melihat dengan jeli dan fakta,kondisi pelayanan kesehatan,masyarakat apakah sudah maksimal atau hanya bisa mengabiskan anggaran semata,tanpa hasil yang nyata,anggota dewan kami pilih,untuk memperjuangkan aspirasi kami sebagai masyarakat,jika tuntutan kami ini tidak ditanggapi segera mungkin,dalam waktu dekat kami akan datang dengan membawa ribuan masyarakat,kegedung dewan ini,jangan salahkan kami jika nantinya aksi tersebut,tidak terkendali,kami datang dengan uang sendiri,tanpa dimodali oleh siapapun,karena merasa perduli dengan Negeri ini,” ancam para orator aksi unjuk rasa damai itu.

Ketua DPRK Ali Husin dihadapan mashasiswa mengatakan,dirinya selaku ketua DPRK memberikan apresiasi atas tuntutan mahasiswa,namun untuk memanggil kepala Dinas atau Ditrektur RSUD,dewan tidak memiliki kapasitas itu,Dewan hanya dapat memanngil Bupati Gayo Lues,dengan mekanisme dan aturan yang ada,namun demikian Komsi D selalu melakukan evaluasi dengan jajaran RSUD maupun Dinas Kesehatan sebulan sekali.dan apa yang disampaikan oleh Mahasiswa dengan tutuntannya Dewan akan segera merealisasikannya,termasuk masalah dana TKI dan BPOP,karena dana TKI itu sebelumnya ada aturan yang berlaku,setelah dana diterima anggota dewan,keluar aturan dimana dana TKI itu harus dikembalikan lagi,memang sebagian sudah ada yang mengembalikan tetapi sebagian lagi belum dikembalikan,tentunya ini akan kami tindak lanjuti,Ujar Ali Husin.

Aksi Demo yang berlangsung selama dua jam itu,dikawal puluhan aparat kepolisian baik yang berseragam maupun berpakaian preman.aksi bubar setelah utusan mahasiswa diterima oleh ketua DPRK,membicarakan tuntutan mahasiswa di dalam ruangan gedung DPRK.

Aksi mahasiswa Gayo Lues ini mendapat perhatian dari masyarakat,masyarakat mendukung apa yang dilakukan oleh mahasiswa,demi sebuah perbaikan kinerja di jajaran Pemkab Gayo Lues,Namun masyarakat menilai isu yang dibawa oleh mahasiswa dengan tuntutan pengembalian dana TKI dan masalah kesehatan,sangat terlalu lemah,seharusnya mahasiswa membawa isu isu yang lebih besar,seperti dugaan tindak pidana korupsi yang menjamur,namun tidak ada tindakan hukum,bahkan sudah berlarut larut,seperti masalah Bonkas yang merugikan daerah,milyaran rupiah,pembagunan fasilitas publik,yang belum digunakan sama sekali,minimnya kehadiran PNS yang masuk bekerja,soal pendidikan maupun masalah ekonomi masyarakat dan masih banyak lagi berbagai masalah yang perlu diungkap oleh mahasiswa.

“Kami mendukung bapak yang dilakukan oleh mahasiswa,karena mahasiswalah yang dapat menekan pemerintah daerah,agar bekerja dengan baik untuk melayani masyarakat,jika melakukan aksi demo lagi,sebaiknya mahasiswa menuntut penuntasan kasus korupsi,yang menggantung dan tidak diungkap dan diselesaikan secara hukum.kalau masalah kesehatan memang Gayo Lues belum mampu untuk bangkit,bahkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Aceh,pernah memberikan raport merah soal kesehatan di Gayo Lues ini.” ujar Jufri warga Blangkejeren saat menyaksikan aksi demo mahasiswa itu.

Sedangkan Kadis Kesehatan Gayo Lues ketika berhadapan dengan mahasiswa di gedung DPRK,mengatakan pasien yang dirujuk karena RSUD tidak mampu melayani secara medis,karena keterbatasan peralatan serta dokter spesialis,sehingga harus dirujuk,soal Rumah sakit kontiner lebih baik beberapa tahun lalu,karena fasilitas dan tenaga medisnya disiapkan oleh Departemen kesehatan artinya,pengelolanya Pemerintah pusat,sedangkan RSUD dikelola oleh Pemkab Gayo Lues.ketersediaan tenaga dokter spesialis,dilakukan dengan cara kontrak dengan Perguruan tinggi.karena hingga saat ini belum ada putra Gayo Lues menjadi dokter speasilis,kalau kalian tahu,tolong disampaikan kepada Bupati agar dokter spesialis itu,dapat bertugas di daerahnya ini.papar Dr.Nevirizal.selaku Kadis Kesehatan Gayo Lues.

Koorditor aksi unjuk rasa Mahmuddin mengatakan,mahasiswa yang melakukan unjuk rasa murni karena prihatin atas kinerja aparat Pemkab Gayo Lues,dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,terutama dalam hal kesehatan aksi ini tidak ditunggangi oleh siapapun,mmalah mahasiswa mengeluarkan sebagian belanja dari orang tua mereka,untuk aksi ini,karena kami ingin negeri kami ini,mampu membuat perubahan besar bagi kesejahteraan masyarakat. (Azl/Alabaspos)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.