by

Harapan Rakyat Gayo Untuk Tagore

Oleh: Wen Rahman*

Wen-rahman

Warga Kabupaten  Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, bisa saja beberapa belum mengenal sosok salah seorang putra dari Ketua PNI Abu Bakar Bintang. Tapi bila disebut namanya, semua orang akan tahu sepak terjangnya dalam kancah regional maupun nasional.

Ia mengawali karirnya dari pegawai negeri hingga menduduki bangku kepala dinas. Banting setir ia lakukan, dengan bekerja sebagai tokoh politik, karena ingin membawa perubahan bagi masyarakat Gayo khususnya. Ia kemudian menjadi orang penting di tubuh Partai dengan lambang pohon beringin beberapa tahun.

Sukses pun ia raih dengan menjadi ketua DPRD Kabupaten Bener Meriah yang pertama. Karirnya terus berlanjut hingga akhirnya berhasil merebut suara rakyat pada pemilu langsung di negeri kaki Gunung Merapi Redelong.

Pada tahun 2012, ia tidak lagi mendapat amanah masyarakat Kabupaten Bener Meriah. Sehari- hari, ia fokus dan disibukkan mengelola perusahaannya yang bergerak di beberapa bidang, terutama agribisnis dan pertanian kopi.

Pemilu legislatif Tahun 2014, karir politiknya kembali terang benderang. Dengan meraup pulihan ribu suara di dapil Aceh II, yang juga meliputi wilayah pesisir Aceh. Menghantarkannya ke bangku legislatif di DPR RI. Baginya adalah suatu keajaiban bisa memperoleh suara terbanyak dari caleg yang bertarung untuk Aceh II. Terlebih ia merasa sangat minim melakukan kampanye dengan segala keterbatasan, namun Tuhan berkehendak lain.

Pada malam seni pagelaran Didong jalu antara klub Aceh Tengah versus klub Bener Meriah, para pelaku seni selalu menyebut-nyebut, mengingat jasa dan doa harapan kepadanya dalam sair-sair. Acara halal bihalal yang diisi pertunjukkan seni Gayo, oleh panitia dari Ikatan Musara Gayo di Museum Keprajuritan TMII, Sabtu 30 Agustus 2014.

Diawali penampilan Saman Gayo yang menghipnotis seribuan warga Gayo Se-Jabodetabek yang memenuhi lokasi acara, tak luput mengkisahkan jasa-jasanya dan harapan agar ada provinsi baru di Aceh. Saman yang dibawakan para mahasiswa Gayo Lues, diselingi dengan pepongoten yang mengangkat kisah perjuang untuk mendapatkan ilmu dan perjuangan ALA dititipkan pada putra terbaik Gayo yang akan duduk di Senayan.

Begitu juga dengan penampilan Didong dari dua kabupaten. Meski ia tidak hadir dan tidak bersama pendukungnya yang hadir di TMII, tapi harapan dan doa dilantunkan, didendangkan beberapa kali dalam sair Didong yang dibawakan ceh Aceh Tengah maupun Bener Meriah.

Sebagai mantan bupati, Ceh dari Bener Meriah juga mengkisahkan bagaimana jasanya selama memimpin dan memberikan warna bagi pembangunan.

“Tagore si mucahaya terang ken menteri,” kata ceh Didong dari Aceh Tengah.

*Kumpu alm Salihin Rousdiy Reje Guru

Comments

comments