Lut Tawar | Lintas Gayo – Bupati Kabupaten Bener Meriah kelahiran Bintang Aceh Tengah, Ir. Tagore AB, Jum’at (25/3) saat mengunjungi lokasi penelitian arkeologi di Loyang Mendale mengaku sangat gelisah dengan keadaan ekosistem Danau Lut Tawar yang semakin memprihatinkan dengan terjadinya pendangkalan, pencemaran, pencaplokan bagian danau serta makin langkanya ikan endemik, Depik (Rasbora Tawarensis).
Salah satu cara tangani pendangkalan, menurut Tagore harus dibersihkan eceng gondok dari danau. “Eceng Gondok itu mempercepat terjadinya pendangkalan danau. Jika tidak segera ditangani dengan baik, lama-lama danau jadi kolam, lalu jadi sawah, dan terakhir jadi pemukiman. Tolong buat kegiatan pembersihan secara massal minimal setahun sekali untuk bersihkan danau,” pinta Tagore.
Selain itu, lanjutnya, hutan-hutan di gunung-gunung bagian atas Danau Lut Tawar sudah banyak yang ditebangi diindikasikan dengan banyaknya sumber air yang masuk kedanau mengering.
Sosok bertubuh tambun, berkulit putih kemerahan ini juga sangat geram dengan terjadinya pencaplokan areal danau yang dijadikan pemukiman atau keperluannya. “Pelaku-pelaku pencaplokan itu sama dengan eceng gondok,” vonis Tagore secara spontan saat ditanya terkait maraknya penimbunan areal danau disejumlah titik. Dia minta kesadaran semua pihak untuk menghentikan aktivitas tersebut.
Terkait pencemaran air danau dari sampah dan air limbah yang masuk kedanau, Tagore berpendapat segera dibangun fasilitas pembersih sebelum air limbah masuk ke danau kebanggaan rakyat Gayo tersebut. “Agar air danau terjaga dari pencemaran sebaiknya segera di bangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah atau IPAL,” saran Tagore yang mengaku merasa aneh jika orang dari luar malah yang gelisah melihat danau Lut Tawar sementara warga Aceh Tengah tenang-tenang saja.
Saya Maju di BM saja, Disini Terlalu Banyak
Saat ditanya Lintas Gayo kenapa tidak lakukan sendiri upaya penyelamatan danau Lut Tawar dengan terlebih dahulu ikut Pemilukada di Aceh Tengah 2011, Tagore menjawab dengan nada berseloroh. “Di Aceh Tengah banyak cabupnya yang gila ingin jadi bupati dan itu teman-teman saya semua, jadi saya lebih cocok di Bener Meriah saja,” kata Tagore yang pernah menjadi ketua DPRK di Aceh Tengah ini sambil tertawa.
Tagore mengaku heran, dalam hitungannya ada 20 orang yang mencalonkan diri jadi Bupati Aceh Tengah dan dengan percaya dirinya mengklaim punya sekian banyak suara. “Yang bikin saya heran, jika dijumlahkan seluruh angka yang diakui calon-calon tersebut, maka jumlah pemilih Aceh Tengah sudah 3 kali lipat dari jumlah pemilih sesungguhnya. Ini kan namanya gila jadi bupati,” sindir Tagore seraya menyarankan cabup-cabup agar lebih baik adu program atau konsep ketimbang adu poster. (aman zaghlul).
eh eh eh eh eh Pak Tagore……kalau omong seh gampang. BM diurus tuh. 1 periode tidak ada perubahan, sama seperti zaman BAHOLA. Bagusan ZAMAN BAHOLA sebelum anda memimpin.
P. Tagore,,, Kalau menilai pekerjaan orang sangat mudah dan gamapang,, coba anda melihat kinerja anda sebagai bupati di BM selama 1 Periode ini apa keluhan masyarakat terhadap kepemimpinan anda,
semua retorika untuk mencari perhatian masyarakat dekat pilkada. Penebang hutan geram dengan habisnya hutan sebagai sumber air. Cita-cita paling tinggi habis jadi bupati ya jadi bupati lagi, kenapa tidak jadi orang yang berkiprah di provinsi atau pusat. Pasti karena tidak mampu bersaing dan itulah mental pemimpin Gayo saat sekarang
P TAGORE, kalo cuma ngomong doang siapun bisa. Bener Meriah saja nggak terurus dengan baik karena ASYIK KE LUAR DAERAH. Kalo di A Tengah banyak yang gila maju sebagai Cabup, “apa anda juga gila karena maju sebagai cabup di BM?
kalau begitu apa yg sudah anda lakukan P’Tagor selaku seorang Bupati maupun putra daerah……anda kan pnya kekuasaan dan materi…..jgn hanya NATO (No Action Talk Only)…..