Medan | Lintas Gayo – Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, mengajak pengusaha Aceh yang bermukim di Medan, Sumatera Utara, untuk ikut terlibat dalam membangun Aceh.
“Mari membawa Aceh kearah yang lebih sejahtera,” kata Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem dalam sambutannya pada acara Halal bi Halal Aceh Sepakat Sumut di Gedung Balai Raya Aceh Sepakat, yang berada di jalan Mengkara nomor 2, Selasa (9/9/2014).
Halal bi Halal ini dihadiri ribuan warga Aceh yang bermukim di Medan yang sebagiannya adalah pengusaha. Di hadapan para pengunjung, Mualem menyampaikan harapannya agar pengusaha-pengusaha Aceh yang selama ini menetap dan menjalankan usahanya di Medan untuk pulang kampung. (Baca, Wali Nanggroe: “Ciptakan Kegemilangan untuk Aceh”)
“Lihatlah Aceh dari dekat, sehingga tak salah dalam menilai. Tak ada perbedaan di antara kita. Semuanya sama. Tak ada yang paling super di Aceh. Tak ada yang boleh merasa paling berhak di Aceh. Kita semua sama dan setara. Mari bersama kita membangun Aceh, demi kejayaan dan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang,” ajak Mualem.
Selain mengajak pengusaha ikut membangun Aceh, Mualem juga memesan agar seluruh warga Aceh yang bermukim di Medan untuk tetap menjaga citra ke-Aceh-an.
“Masyarakat Aceh yang berada diperantauan berkewajiban untuk menjaga adat dan budaya Aceh. Kalau ada sesuatu yang salah dari warga kami yang bermukim di Medan, saya memohon maaf kepada Bapak Wagub (Sumut),” ujar Mualem sembari melemparkan senyum kearah Wakil Gubernur Sumut, yang disambut dengan tepuk tangan dari pengunjung.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Aceh, juga mengajak agar seluruh rakyat Aceh tidak terkecoh dengan muncul pihak-pihak yang mengatasnamakan rakyat Aceh, namun tindakannya justru menghancurkan Aceh, seperti yang marak terjadi belakangan ini.
“Mereka hadir dengan tujuan untuk memecah belah Aceh. Ini sangat berbahaya dan harus segera dihentikan,” ujar pria yang akrab disapa Mualem itu.
Mualem menjelaskan, politik adu domba merupakan politik jahat dan kotor yang diwariskan oleh penjajah Belanda.
“Sekarang benih-benih pertentangan antar daerah mulai ditaburkan lagi. Tujuan tentu saja menghancurkan dan menghilangkan rasa aman dan tentram yang selama ini telah tercipta di Aceh. Ini tentu saja harus kita lawan.”
Wagub menambahkan, Aceh sudah sangat lama berada dalam situasi konflik. Saat ini masyarakat Aceh sedang menikmati suasana damai dari hasil penandatangan MoU Helsinki, justru diganggu dengan kehadiran pihak-pihak yang tidak ingin melihat kedamaian menaungi Aceh seperti saat ini.
“Korban nyawa dan korban harta pada masa konflik sudah sangat banyak. Kini adalah saatnya untuk menata kembali kehidupan masyarakat Aceh dalam damai menuju Aceh yang sejahtera di masa depan.”
Untuk itu, Mualem mengimbau agar kelompok pemecah belah masyarakat itu untuk segera menghentikan kegiatannya dan mengalihkan energinya untuk bersama-sama membangun Aceh kearah yang lebih baik.
Halal bi Halal berakhir skitar pukul 23:30 WIB. Selain Wali Nanggroe dan Wakil Gubernur Aceh, pada acara ini juga hadir Wakil Ketua Umum Partai Aceh, Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak, Wakil Gubernur Sumatera Utara dan sejumlah pejabat penting lainnya dari Sumatera Utara. (Rel)