Jantho | Lintas Gayo – Sekda Aceh Drs Dermawan MM, mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah, pagi tadi, Senin (1/12/2014), melakukan peletakan batu pertama sekaligus launchingpembangunan gedung Institute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, di Bukit Meusara Jantho, Aceh Besar.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan seremonial pertunjukan seni budaya, seperti Pantomin, Teater dan Tari Bagurau, persembahan dari mahasiswa Institute Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
Perjuangan menghadirkan perguruan tinggi ini sebenarnya telah diupayakan beberapa tahun lalu oleh tim yang dibentuk Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Besar bekerjasama dengan Institute Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. Melalui perjuangan cukup panjang, upaya itu akhirnya berhasil setelah Oktober lalu, di Surabaya, Presiden SBY menandatangani prasasti sebagai simbol resminya berdiri ISBI Aceh bersama 11 universitas lain di berbagai wilayah di Indonesia.
“Impian kita menghadirkan perguruan tinggi seni dan budaya di Aceh telah membawa hasil. Mudah-mudahan ini merupakan cikal bakal menghadirkan cendekiawan dengan perspektif budaya dan seni yang tajam dan berkulitas dari bumi Aceh,” kata Dermawan, dalam sambutannya, mewakili Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Dijelaskannya, untuk tahap awal, keberadaan ISBI Aceh masuk dalam kategori Program Studi Di Luar Domisili di bawah binaan ISI Padangpanjang. Staf pengajarnya juga banyak didatangkan dari ISI Padangpanjang, selain dukungan dari akademisi dan budayawan Aceh.
“Boleh dikatakan, untuk tahap awal ini kita harus aktif membangun kolaborasi dengan berbagai pihak. Mudah-mudahan memasuki tahun ketiga nanti, ISBI Aceh sudah berkembang menjadi sebuah kampus mandiri dengan metoda dan modul yang mengandalkan kandungan lokal,”harapnya.
“Jika sistem belajar ditata dengan baik, kampus akan mampu menghasilkan intelektual yang memiliki kepekaan tinggi terhadap seni, sosial, etika, moral dan akademis,”tambahnya.
Nantinya, para alumni ISBI Aceh diharapkan mampu menjawab permasalahan strategis pada penataan SDM dalam perspektif seni dan budaya. Apalagi, sebut Sekda, Aceh termasuk wilayah yang sangat kaya dengan karya seni dan budaya. Hanya saja tidak banyak dari karya itu yang terkonstruksi dengan rapi. “Kehadiran ISBI Aceh ini diharapkan mampu menata semua itu dalam kajian dan analisis ilmiah, sehingga kearifan lokal terjaga dengan baik,” tandas Dermawan.
Secara garis besar, jelas Dermawan, kehadiran ISBI Aceh diharapkan mampu menghadirkan intelektual yang memiliki kemampuan dalam aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, yaitu: Peduli dalam melestarikan dan melahirkan produk seni dan budaya serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu juga diharpkan menjadi motor dalam mewadahi kreasi produk seni dan budaya dan dapat berperan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan seni dan budaya. “Kita yakin, seni budaya bangsa akan tetap mampu berdiri kokoh di tengah serbuan budaya global. Para intelektual ISBI Aceh, kelak diharapkan menjadi motor untuk pengembangan dan penguatan seni budaya itu,” tutupnya.
Seremonial yang berlangsung lebih dari satu jam ini dihadiri antara lain, Bupati Aceh Besar Mukhlis Basyah, Sekda Aceh Besar dan jajaran SKPD, jajaran SKPA lingkup Pemerintah Aceh, Rektor ISI Padang Panjang Prof. Dr. H. Novesar Jamarun, MS, Rektor ISBI Aceh Dr H Akmal Ahmad, unsur Forkopimda Aceh Besar, perwakilan MPU Aceh, perwakilan Majelis Adat Aceh, perwakilan Majelis Pendidikan Daerah, sejumlah akademisi dan perwakilan dari berbagai universitas yang ada di Aceh serta diikuti ratusan undangan lainnya. []