Takengen | Lintas Gayo – Ditengah kekhawatiran menurunnya produktivitas kopi gayo akibat meningkatnya suhu global, Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo, Mustafa Ali membeberkan cara agar produksi kopi arabica gayo dapat meningkat
“Secara umum iklim di dataran tinggi Gayo Aceh Tengah meningkat 0,67 derajat dari normalnya yang biasa berada pada suhu rata-rata 23 derajat celcius,” ungkap Mustafa. Peningkatan suhu tersebut menurutnya bisa mengakibatkan produktivitas kopi menurun 10 hingga 30 persen dari biasanya.
Peningkatan suhu juga berimplikasi timbulnya penyakit penggerek buah yang sebelumnya hanya terdapat pada wilayah relatif lebih rendah seperti di wilayah Kecamatan Rusip Antara dan Celala atau berada pada ketinggian dibawah 1000 meter dari permukaan laut.
“Kalau sekarang penyakit penggerek buah sudah ditemukan di wilayah yang relatif lebih tinggi,” imbuhnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Mustafa mengajak semua pemangku kepentingan untuk lebih peduli, karena menurunnya produktivitas kopi berarti juga menurunkan penghasilan petani yang pada akhirnya menambah derajat kemiskinan masyarakat.
Menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk tetap menjaga produksi kopi atau bahkan meningkatkannya. Mustafa menekankan pentingnya penyuluh pertanian untuk mengawal para petani, disamping kesadaran petani untuk meningkatkan produksi.
Mustafa melanjutkan, perlu upaya untuk menanam sengon di pinggiran atau batas antar kebun kopi, sengon ini bertujuan untuk memecah angin sehingga proses pembuahan tanaman kopi tidak terganggu.
Peningkatan persentase tanaman pelindung petai cina atau lamtoro sebesar 30 hingga 40 persen dari jumlah tanaman kopi juga menjadi perhatian untuk meningkatkan produktivitas
Bagi petani yang rajin, menurut Mustafa ada yang sudah mampu memproduksi 2 hingga 3 ton kopi perhektar pertahun
“Jadi minset petani harus dirubah, penyuluh harus lebih sering melakukan pembimbingan langsung ke kebun-kebun kopi, harus ada target minimal satu batang kopi dapat menghasilkan 2 kilo green bean, jadi kalau ada 1000 batang pohon dapat menghasilkan 2 ton kopi,” demikian Mustafa.
Kabupaten Aceh Tengah saat ini memiliki luas tanam kopi arabica terbesar di Indonesia yaitu mencapai 48.300 hektar, dengan produksi rata-rata 720 kilogram perhektar pertahun.(Rel/MK)