Takengen | Lintas Gayo – Apa yang Anda rasakan ketika Anda berada di suatu tempat yang selama ini Anda impikan sejak bertahun-tahun? Bahagia, gembira, takjub, semua bercampur jadi satu karena rasa penasaran yang selama ini terpendam kini terjawab sudah.
Kira-kira begitulah suasana yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana Collin Smith tiba di lokasi perkebunan kopi milik warga di desa Belang Gele, kecamatan Bebesen, kabupaten Aceh Tengah hari Rabu, 18 Nopember 2015.
Pria asal London Inggris itu mengaku sudah lama memendam hasrat untuk mengunjungi Dataran Tinggi Gayo, tempat kopi yang telah ia konsumsi selama belasan tahun berasal.
“Saya sudah 15 tahun membeli dan mengkonsumsi kopi asal pulau Sumatera, khususnya dari dataran tinggi Gayo, dan rasanya begitu gembira dan menenteramkan berada di perkebunan kopi”, ujar ketua rombongan SCAE itu sambil terus berjalan menyusuri kebun kopi.
Sesekali langkahnya terhenti dan tangannya dengan refleks mengambil kamera DSLR miliknya, lalu mengarahkan lensa menuju sebuah objek. Itu terlihat berkali-kali.
“Dari dulu saya ingin melihat langsung bagaimana kopi diusahakan, mulai dari penanaman, pemupukan, hingga penanganan pasca panen,” imbuhnya.
Collin tidak sedang berbasa-basi. Meski Bupati Aceh Tengah Nasaruddin setia mendampingi, Collin lebih memilih bergerak sendiri demi membidik objek yang menurutnya layak untuk diabadikan. Nyaris tidak terlihat tanda-tanda kelelahan dari seorang Collin Smith untuk menyusuri setiap jengkal tanah dimana kopi Arabika terbaik di dunia tumbuh dan dibudidayakan.
Kunjungan delegasi SCAE ke dataran tinggi Gayo, merupakan balasan dari partisipasi Pemerintah Aceh tepatnya Badan Investasi dan Promosi Aceh, Pemkab Aceh Tengah dan Pemkab Bener Meriah yang sebelumnya menghadiri undangan SCAE pada ekspo kopi dunia di Gothenburg Swedia pada medio Juni 2015 lalu.
Menurut Bupati Nasaruddin kunjungan SCAE merupakan peluang yang sangat baik bagi daerah penghasil kopi arabica tersebut untuk memperbesar ekspor langsung ke Eropa. (*)